Tim Komnas HAM Selidiki Kasus Mesuji

Mayjen (Purn) Saurip Kadi dan Trubus, warga Mesuji, Lampung, di DPR
Sumber :
  • ANTARA/Yudhi Mahatma

VIVAnews - Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Ridha Saleh menyatakan, kasus kejahatan dan pelanggaran HAM di Mesuji harus dibedakan.
Sebab, ada dua kasus di daerah Mesuji yakni, di Mesuji Lampung dan Mesuji Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

"Untuk peristiwa di Mesuji Sumsel ada yang meninggal, 2 dari warga dan 5 dari pihak perusahaan PT Sumber Wangi Alam. Ini memang ada fakta itu," ujar Ridha saat berbincang dengan VIVAnews.com, Jumat 16 Desember 2011.

Dalam peristiwa di Mesuji, Sumsel, terjadi konflik antara warga dengan Pamswakarsa PT SWA yang dipicu oleh sengketa lahan. Hingga terjadi kekerasan antar kedua pihak.

Menurut Ridha, peristiwa tersebut terjadi pada April 2011. Kemudian, pada bulan Mei, Komnas HAM telah menginvestigasinya dan didapati, 2 meninggal dari pihak warga dan 5 dari pengamanan PT SWA.

Sedangkan, bentrok di Mesuji, Lampung, menewaskan satu orang warga. Komnas HAM menilai, penyebab warga tewas karena tertembak aparat polisi.

Peristiwa ini terjadi di lahan PT Silva Inhutani di Desa Pelita Jaya dan kawasan Pekat Raya, Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji, Lampung, pada November 2011. "Paska peristiwa tanggal 10 November itu ada yang luka-luka, ada yang tertembak. Ini berkaitan dengan konflik lahan," katanya.

Ridha mengatakan, terkait dengan konflik di Mesuji, Lampung, Komnas HAM sudah membentuk tim untuk menindaklanjutinya. "Karena ada puluhan ribu masyarakat yang tempat tinggalnya dibongkar dan banyak anak-anak tidak sekolah karena tempat tinggal mereka di bongkar," ucapnya.

Apakah pembunuhan sadis di Mesuji, Sumsel dilakukan oleh polisi? "Itu yang harus kami selidiki benar atau tidak. Tapi sepengetahuan kami, itu adalah konflik antara perusahaan dan masyarakat," kata Ridha.

Sementara, informasi yang dihimpun VIVAnews.com, terjadinya pembunuhan keji di Mesuji, Sumsel, akibat penyerangan warga terhadap aset perusahaan PT SWA.

Akibat aksi warga, pihak keamanan dari perusahaan membalas hingga menewaskan dua orang warga. Kemudian, warga membalasnya dengan menewaskan 5 orang dari pihak perusahaan. Bahkan, ada pihak keamanan perusahaan yang dipenggal kepalanya hingga putus.

Media Asing Soroti Suporter Indonesia di Qatar, Sebut Jadi 'Mini Jakarta'

"Justru yang terjadi adalah masyarakat yang menyerang terlebih dulu dan membakar PT SWA. Tolong hati-hati, peristiwa ini sudah dipolitisasi. Video itu sudah menyesatkan," kata sumber VIVAnews.com.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar mengatakan, pembunuhan keji yang terjadi di Mesuji, Sumsel dilakukan oleh warga yang bertikai. Bukan polisi yang melakukan pembunuhan sebagaimana dituduhkan.

"Tindakan ini cukup keji. Bahkan, ada satu yang dipenggal kepalanya, karyawan PT (Sumber Wangi Alam) SWA. Waktu massa datang, mereka tidak lagi bisa menghadapi," kata Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Kamis 15 Desember 2011.

"Konflik sengketa lahan ini sebenarnya sudah lama terjadi dan ada upaya penyelesaian Pemda. Namun, pada waktu itu terjadi bentrok fisik antara warga dengan perusahaan. Warga melarang perusahaan melakukan kegiatan panen di lahan kebun mereka," ujarnya

Baca bantahan Polri selengkapnya di sini.

Tragedi DBD, Kisah Meninggalnya Seorang Anak di Lampung
Ilustrasi harga tiket pesawat pendorong inflasi.

DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal

Anggota Komisi VI DPR RI yang juga Wakil Ketua Umum Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Evita Nursanty menolak rencana pemungutan iuran dana pariwisata.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024