TNI AL Buru Kapal Nelayan Thailand

Nelayan ilegal
Sumber :
  • Antara/Feri

VIVAnews - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati, mengatakan hingga kini timnya masih terus mencari kapal nelayan Thailand yang ditumpangi oleh dua anggota TNI AL.

Nurul Ghufron Disesak Mundur karena Kembali Bikin KPK Gaduh

Kedua anggota TNI AL itu diketahui bernama Sersan Mayor Afriansyah dan Edi. Baca

Kepada VIVAnews, Untung mengatakan proses pencarian difokuskan di perairan Natuna, karena di sanalah lokasi terakhir kapal motor itu dinyatakan hilang.

"Area di wilayah Perairan Natuna yang kami sisir tentu yang berbatasan dengan Thailand. Karena pemikiran kami, apabila nelayan tersebut melarikan diri maka mereka biasanya akan kembali ke perairan negara asalnya," ujar Untung.

Beberapa alutsista dikerahkan untuk mencari keberadaan kapal yang menurut laporan harian Bangkok Post bernama Sor Nattaya 7.

"Kami mengerahkan KRI Pati Unus 384, lalu Kaltarup II 428, Kapal Patkamla milik Lanal Tarempa II 429 dan pesawat patroli udara maritim. Selain itu, TNI AL juga mendapat bantuan satu helikopter yang digunakan untuk mencari kapal tersebut dari PT Conoco Phillips," ujar Untung.

Proses pencarian, lanjut Untung, masih terus berlangsung hingga hari ini. TNI AL juga menjalin kerjasama dan berkoordinasi dengan AL Kerajaan Thailand.

"Saat berkoordinasi itu, kami aktif memberi informasi. Harapannya, kapal itu segera ditemukan," kata Untung.

Namun, kata Untung, hingga kini belum ada informasi apa pun yang diterima oleh TNI AL dari Polisi Kerajaan Thailand. Mereka memang mengetahui soal adanya pembunuhan terhadap dua anggota TNI AL, tetapi hal tersebut diperoleh melalui media, baik media Thailand maupun Indonesia.

"Kami juga sudah mendesak Polisi Kerajaan Thailand melalui atase pertahanan kami. Tapi belum ada respon berupa surat resmi," imbuh Untung.

Melihat kenyataan itu, kata dia, TNI AL masih berharap kedua anggotanya dapat ditemukan dalam keadaan hidup. Sebab, hingga saat ini, apabila dikatakan keduanya telah dibunuh, belum ada jasad yang ditemukan. 

Ditanya soal tingkat kerawanan di Perairan Natuna untuk aktivitas penangkapan ikan ilegal, Untung menyebut, setiap perairan yang berbatasan dengan negara lain kerawanannya tinggi.

"Masalahnya kan tidak ada tanda perbatasan negaranya kalau di laut. Beda, dengan area di darat. Perbatasan antar negara telah ditandai menggunakan patok," kata dia.

Perairan yang rawan juga terjadi di Perairan Selat Malaka yang berbatasan dengan Malaysia.

"Rawan di sini, tidak hanya untuk melakukan penangkapan ikan secara ilegal. Namun, bisa juga jalur itu digunakan untuk menyelundupkan orang atau narkotika," ujar Untung. (umi)

Halal bihalal serikat pekerja

Halal Bi Halal Serikat Pekerja Pelindo, Serukan Semangat Konsolidasi

Ketua Umum SPPI Dodi Nurdiana, menjelaskan tantangan ke depan menuntut konsolidasi kekuatan pekerja pelabuhan untuk menyeimbangkan antara kepentingan pekerja dengan lainn

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024