Bocah Gizi Buruk Selama 12 Tahun Tinggal Tak Jauh dari Puskesmas

Bocah Gizi Buruk Selama 12 Tahun Tinggal Tak Jauh dari Puskemas
Sumber :
VIVAnews
9 Petarung Indonesia Hadapi China di One Pride MMA King Size New Champion
- Seorang bocah di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mengalami gizi buruk selama 12 tahun. Tubuhnya kurus, bahkan nyaris hanya tulang.

DPR Segera Panggil KPU, Bahas Evaluasi Pemilu hingga Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Orang tua bocah bernama Muhammad Iwan Affandi (12 tahun) itu mengaku telah melihat keanehan pada anaknya sejak buah hatinya berusia sembilan bulan. Tapi keterbatasan biaya menyebabkan Iwan tak mendapatkan penanganan medis yang memadai. Rumah sakit selalu menyodorkan tagihan biaya perawatan Rp7 juta hingga Rp10 juta.
Sebut Sahabat Lama, Prabowo Unggah Foto Ketemu Surya Paloh Deklarasi Nasdem Bergabung


Ditambah kehidupan ekonomi keluarga yang berpenghasilan rendah, membuat bocah itu bertahan selama 12 tahun dengan asupan gizi dari makanan dan minuman seadanya.


Iwan kini mendapat penanganan khusus di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soedjono Selong. Ia didampingi keluarga dan petugas Dinas Kesehatan Lombok Timur.


Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur, Utun Supria, mengaku sangat menyesalkan keadaan itu karena baru diketahuinya. Lagi pula, katanya, bibi Iwan adalah kader posyandu di daerah itu, yang semestinya mampu memfasilitasi untuk penanganan medis yang memadai.


"Rumah pasien tidak jauh dari puskesmas, dan salah seorang bibi dari pasien adalah kader posyandu. Saya sangat menyesalkan pasien baru terungkap saat ini,” ujar Utun.


Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, kata Utun, akan menanggung seluruh biaya perawatan pasien hingga pulih. Proses pemulihan akan dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih lengkap. "Bila memang harus ke luar daerah, kami akan membawanya.”


Hasil diagnosis


Hasil pemeriksaan medis terhadap Iwan, selain gizi buruk, ia menderita katarak dan cerebral palsy. Cerebral palsy yang diderita adalah kelainan fungsi motorik dan postural yang diperoleh pada usia dini, bahkan sebelum lahir. Tanda dan gejala cerebral palsy biasanya dapat dilihat pada tahun pertama. Pasien pernah menderita kejang saat bayi.


"Indikasi gizi buruk dilihat dari berat badan yang jauh dari standard dan tinggi badan bagi anak berusia 12 tahun," kata dr Yusuf Assa, dokter spesialis anak yang menangani langsung Iwan.


Iwan memukuli kepala sendiri


Marwan, ayah Iwan, mengaku baru menyadari gejala keanehan pada anaknya sejak berumur sembilan bulan. Ia memeriksakan kondisi anaknya ke puskemas terdekat. Namun ia hanya mampu merawat Iwan ala kadarnya, karena dia dan istrinya bekerja sebagai buruh kasar.


Ibunda Iwan, Muslihatun, mengatakan bahwa saat Iwan berusia 1,5 tahun, kondisinya semakin parah. Entah apa yang dirasakannya, kala itu tiba-tiba saja Iwan sering memukuli kepalanya sendiri. Dia mengkhawatirkan gejala itu dan kemudian membawa Iwan ke puskesmas. Pihak puskesmas pun angkat tangan dan merekomendasikan dirawat di rumah sakit.


"Dari rumah sakit, minta rujuk lagi ke Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Sebelum berangkat, kita telepon dulu rumah sakitnya, tanya biayanya, Rp10 juta. Kita tidak mampu,” ujar dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya