Bayi Pemakan Batu dan Semen di Palembang Diperiksa Medis

Petugas Dinas Sosial Sumatera Selatan menggendong bayi AL, bocah pemakan batu dan semen. Saat ini perawatan bayi akan ditangani Dinsos setempat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aji YK

VIVA.co.id – Dinas Sosial Provinsi Sumatera Selatan akhirnya menyambangi kediaman AL, . Bayi laki-laki ini menjalani pemeriksaan medis dan psikologi untuk mengetahui kondisi kesehatannya.

Studi: Bayi yang Haus ASI Punya IQ Lebih Tinggi

"Anaknya tak terlalu parah. Memang anak seusia AL masih ada rasa ingin tahu, jadi apa yang dilihat dimakan,” kata Kepala Dinas Sosial Sumatera Selatan Apriadi, Kamis 19 Mei 2016.

Nama AL, memang membuat heboh, lantaran bayi berusia dua tahun ini memiliki kebiasaan aneh mengkonsumsi batu dan semen di sekitar rumahnya. Dari pemeriksaan juga terungkap bila, AL yang selama ini diasuh oleh neneknya, Lisa (70), memang lemah dalam pengawasan.

Alasan Tidak Memijat Bayi Saat Tertidur

"Ibu AL mengalami gangguan jiwa, sehingga yang merawat anak ini adalah neneknya. Faktor ekonomi juga mempengaruhinya," kata Apriadi.

Baca Juga:

Tips Memberi ASI pada Bayi Sumbing

Untuk ke depan, AL diberikan bantuan program Anak Terlantar dan Lisa akan dimasukkan ke dalam program eksistensi lansia. "Kita juga tawarkan kepada nenek AL, kalau kesulitan merawat bayi ini, biar kita tampung ke panti. Tapi itu masih harus persetujuan keluarga juga,” tutup Apriadi.

Sementara itu, Ilwan Mulyawan, Psikolog klinis dari Trouma Center Dinsos Sumsel mengutarakan, setelah dilakukan cek psikolog, selanjutnya tim dari Trouma Center juga melakukan pendampingan. "Kondisi mental anak baik, stimulus, reaksi masa, kontak sosial semuanya baik. Ini cuma pola asuh dari keluarga saja dan kepedulian masyarakat. kita tetap fokus pada bimbingan mental,” ujarnya.

Dia menambahkan, perilaku AL memakan batu dan pasir merupakan hal yang biasa terjadi di anak karena memasuki fase oral. "AL masih dalam masa perkembangan anak, untuk mencoba dan rasa ingin tahu, masih dalam tahap fase oral. Mungkin masyarakat menganggap itu aneh,” tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya