Tujuh WNI Sandera Abu Sayyaf Dipisah Dua Kelompok

Edgar Lahiwu, ABK Tugboat Charles 001 yang telah dibebaskan Abu Sayyaf
Sumber :
  • Agustinus Hari

VIVA.co.id –  Sebanyak tujuh orang dari 13 anak buah kapal (ABK) Tugboat Charles 001 asal Samarinda Kalimantan Timur disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Aksi penyanderaan warga Indonesia oleh milisi Abu Sayyaf ini merupakan yang ketiga selama 2016.

Ogah Bayar 8 Miliar Tebus Sandera 5 WNI, Tentara Mau Gempur Abu Sayyaf

Hingga saat ini belum ada informasi pasti mengenai kondisi tujuh WNI yang baru saja ditawan. Kelompok Abu Sayyaf, sejak kemarin hanya memberi informasi kepada keluarga korban penyanderaan melalui telepon.

Jackried Kanselir Maluengseng, keluarga dari Edgar Lahiwu, satu dari enam ABK yang telah dibebaskan mengatakan, tujuh ABK yang disandera dipisahkan oleh dua kelompok. Kelompok pertama membawa, Ferry Arifin (nahkoda), Mohamad Mabrur (KKM) dan Eddy (masinis 2).

5 WNI Disandera Abu Sayyaf, Minta Ditebus 8 Miliar

“Sementara kelompok kedua membawa Ismail (chief officer), Mohamad Nasir (masinis 3), Robin Piters (juru mudi) dan Mohamad Sofyan (oliman)," kata Jackried saat ditemui wartawan pada Kamis petang, 23 Juni 2016.

Menurut Jackried berdasarkan keterangan dari Edgar Lahiwu, Tugboat Charles 001 berlayar untuk mengangkut batubara dengan rute Samarinda ke Changyang, Filipina. Kapal ini  disergap oleh dua kapal yang diketahui arah datangnya dengan kru bersenjata.

Penculikan Abu Sayyaf Berulang, Malaysia Tingkatkan Keamanan

Tapi setelah proses pembawaan sandera dilakukan, enam ABK dilepas dan membawa pulang kapal ke Samarinda. Mereka adalah Albertus Temu Slamet (jurumudi 2), Ruddy (jurumudi 3), Edgar Lahiwu (jurumudi 4), Agung (koki), Syahrial (masinis 4) dan Andi Wahyu (second officer).

“Saat itu pihak Abu Sayyaf telah menghubungi pemilik kapal dan mengakui bahwa mereka yang melakukan penyanderaan. Itu juga diakui ABK yang dilepas yang sudah saya hubungi dan tanya secara detil satu per satu bersama pemilik kapal,” ujarnya.

Bila perjalaan enam ABK yang dibebaskan tidak menemui hambatan, mereka diperkirakan akan tiba di Samarinda pada Jumat, 24 Juni 2016 besok. 

Sementara itu, Kepala KSOP Samarinda Kolonel Laut Yus Kusmany menjelaskan, salah satu indikasi adanya penyanderaan itu terlihat dari aktivitas GPS milik kapal Charles 001. Di mana pada hari dilaporkan ada penyanderaan, kapal tersebut sudah berada di perairan Indonesia, namun tak bisa dihubungi. Baru di perairan Kepulauan Maratua, kapal itu bisa berkomunikasi lewat telepon seluler dan menyebutkan bila alat komunikasi mereka telah dibajak.

"Besok, sekira jam 15.00, kapal Charles akan tiba di Samarinda. Nanti akan ada pendalaman lagi," kata Kusmany.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya