Mahkota Emas dan Bertabur Ratusan Permata Raja Gowa Hilang

Rumah Adat Balla Lompoa, Kelurahan Sungguminasa, Kacamata Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yasir

VIVA.co.id - Bupati Gowa Adnan Purichta Yasin Limpo mengaku tidak tahu di mana letak benda pusaka Mahkota Raja Gowa (Salokoa). Jika Salokoa hilang, Kerajaan Gowa akan menuntut pertanggungjawaban Bupati.

Viral Aksi Emak-emak di Makassar Mengamuk Sambil Ancam Pakai Parang Penagih Utangnya

Letak Salokoa, benda pusaka yang merupakan Mahkota Raja Gowa, kini menjadi perhatian masyarakat. Setelah ritual adat Accera Kalompoang yang rutin digelar selama empat abad terpaksa ditiadakan tahun ini, jejak Salokoa pun dipertanyakan.

Bupati Ichsan mengaku tidak tahu keberadaan benda pusaka yang terbuat dari emas seberat 1.768 gram dan bertabur 250 buah permata itu. Bupati menyarankan supaya hal itu ditanyakan kepada Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan. 

Remaja yang Viral Keroyok Pelajar SMP di Makassar Ditangkap, Ada 5 Pelaku Masih Dibawah Umur

"Keberadaan Mahkota Raja Gowa tanya ke Kepolisian, karena mereka yang mengeluarkan status quo itu Mabes Polri. Jadi itu kewenangan mereka. Polda (Sulsel) juga mungkin tahu," ujar Ichsan saat dikonfirmasi. 

Menanggapi pernyataan Bupati, keluarga Kerajaan Gowa tampak geram. Jika Salokoa hilang, katanya, Kerajaan akan menuntut pertanggungjawaban.

FKUB Sulsel Larang Pendeta Gilbert Datang ke Makassar, Ini Alasannya

"Menurut saya, yang bertanggung jawab itu Bupati dan Polisi, karena dia (Ichsan) yang pegang kuncinya itu brankas," kata Andi Baso Mahmud, juru bicara Kerajaan Gowa, saat dikonfirmasi pada Selasa, 5 Agustus 2017.

"Justru timbul pertanyaan lagi, kenapa bisa dia (Bupati) tidak tahu. Pernyataan Bupati bilang dia tidak tahu boleh dipertanyakan, karena dia yang pegang salah satu kuncinya tempat penyimpanan benda kerajaan itu," ujarnya menambahkan.

Kabar tentang hilangnya Salokoa beredar setelah ditiadakannya tradisi Accera Kalompoang atau pencucian benda pusaka pada Hari Raya Idul Adha tahun ini. Seharusnya, tradisi yang telah dilestarikan sejak 424 tahun silam itu dilaksanakan setelah salat Idul Adha. 

Kerajaan Gowa menyatakan terpaksa tidak dapat melanjutkan tradisi itu pada tahun ini karena Kepolisian telah menyegel brankas penyimpanan benda pusaka di Museum Balla Lompoa. (Baca: Ritual Kerajaan Gowa Pertama Ditiadakan sejak Empat Abad)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya