- Viva.co.id/Diki Hidayat
VIVA.co.id – Sudah hampir tiga bulan warga Kampung Kondang, Desa Kertajaya, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kesulitan air bersih. Akibat musim kemarau, sumur-sumur milik warga mengering, sehingga tak bisa lagi dipergunakan.
Salah seorang warga berusia 45 tahun, Sumirah, mengaku, untuk mendapatkan air harus menuju lokasi mata air yang jaraknya mencapai dua kilometer dari kampung. Sumirah berjalan kaki sambil membawa pakaian dan peralatan rumah tangga kotor. Ia harus menyusuri sawah dan perkampungan menuju lokasi sumber air.
Sumirah mengaku tak sendirian, namun nyaris seluruh tetangganya juga harus berjalan jauh untuk mendapatkan air. "Yah, ini sudah saya lakukan selama tiga bulan terakhir, setiap sore saya sama warga lain ke sini untuk mencuci pakaian dan piring, juga memandikan anak-anak," ujarnya Kamis, 21 September 2017.
Meski sudah berjalan hingga dua kilometer, sumber air yang dituju Sumirah dan tetangganya ternyata bukan sumber air bersih. Warna air dari sumber air tersebut memang berwarna agak kekuning-kuningan, sehingga tidak layak untuk dipergunakan, tetapi warga tak ada pilihan lain.
Jika ingin dikonsumsi, air terpaksa harus didiamkan dulu dalam satu malam agar kotorannya mengendap dan airnya bisa dipergunakan. "Kalau untuk keperluan makan dan minum airnya didiamkan dulu semalam supaya jernih," ujar Sumirah.
Sumirah juga mengeluhkan tak ada bantuan pemerintah yang mereka terima. Walaupun tiap tahun dia dan warga lainnya selalu kesulitan air bersih saat kemarau, hingga saat ini belum ada bantuan air bersih dari pemerintah setempat.
"Ya, kami berharap ada bantuan air bersih dari pemerintah," ujarnya.