- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menentang kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menuai protes dari anggota koalisi yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan.
Menurut politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, Rabu 12 Juni 2013, PKS sebagai anggota koalisi seharusnya mendukung kebijakan pemerintah dan kesepakatan Setgab. "Lucu, kayak nonton sirkus. Biarin aja," kata Ruhut.
Anggota Komisi III DPR ini menyatakan PKS tidak akan mungkin berani keluar sendiri dari koalisi pemerintahan SBY. PKS, kata dia, menunggu dipecat dari Setgab untuk menciptakan kesan partai itu teraniaya. "Mana mau dia keluar sendiri, muka tembok. Tidak mungkin," ucapnya.
Ruhut justru mengingatkan sikap PKS yang semata mencari keuntungan politik di tengah situasi ekonomi nasional yang menjepit seperti sekarang, justru akan memukul partai itu sendiri pada Pemilu 2014 mendatang.
"Lama-lama rakyat akan meninggalkan mereka, 3,5 persen parliamentary threshold yang ditetapkan itu berat. Kalau feeling aku, nggak lolos dia kalau sendiri," Ruhut memprediksi. "Bagaimanapun dia harus sejalan dengan koalisi, kalau nggak sejalan rugi dia."
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PKS, Mahfudz Siddiq, mengatakan sudah mendapat kabar lisan tentang pemecatan partainya dari Setgab. Namun, PKS masih menunggu keputusan resmi dari SBY.
"Ada info yang kami terima Jumat lalu bahwa Presiden sudah meneken surat untuk mengeluarkan PKS dari koalisi," katanya. (Selengkapnya, baca: )
Terpopuler: Ekspresi Wajah Keluarga Mahalini, Gading Marten dan Gisel Dicurigai Rujuk
Rizky Febian dan Mahalini akhirnya resmi menikah. Berita-berita terkait hal ini pun sukses memantik perhatian pembaca. Satu yang tak kalah dilirik soal keluarga Mahalini.
