Partai Politik Dinilai Lemah Bangun Ideologi Kebangsaan

Ilustrasi bendera partai-partai politik beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • Antara/ Fanny Octavianus

VIVA.co.id - Pengamat politik Universitas Indonesia, Reza Hariyadi, mengkritisi dinamika politik yang belakangan ini menggunakan embel-embel agama. Menurutnya, isu agama seharusnya tidak dijadikan atau malah diseret dalam pertarungan misalnya dalam Pilkada DKI Jakarta.

Siap-siap Gaduh Gara-gara Reshuffle Kabinet

"Masyarakat harus kembali kepada bagaimana menentukan pilihan secara dewasa rasional. Kalaupun menggunakan agama, adalah dalam konteks sumber legitimasi secara individual," kata Reza kepada VIVA.co.id, Jumat, 14 April 2017.

Dia melihat munculnya isu agama dalam dinamika politik di Pilkada DKI Jakarta merupakan salah satu bukti kelemahan partai politik dalam membangun ideologi kebangsaan dan demokrasi Pancasila.

Ketua Jokowi Mania Masuk Partai Golkar?

"Mereka (partai politik) telah gagal dalam mentransformasikan paham kebangsaan dan keagamaan yang bersifat moderat. Perubahan ini tidak ditransformasikan ke konstituen dengan baik," ujarnya.

Reza berpendapat, partai politik seharusnya dapat menjadi fondasi bagi konstituen atau masyarakat dengan cara lebih mengintensifkan sosialisasi program kerja para calon tanpa menggunakan politik identitas.

Parpol Diingatkan Tak Usung Eks Pengguna Narkoba di Pilkada

"Karena, ketika masuk ke ranah publik, akan lebih elok jika menekankan membedah visi-misi serta program masing-masing paslon," katanya.

Pilkada DKI Jakarta akan dilaksanakan pada Rabu, 19 April 2017. Dua calon yang bertarung adalah Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. (one)

Pengacara dan anggota DPR dari PDIP, Henry Yosodiningrat.

Ketum Granat: Partai Jangan Usung Mantan Pecandu Narkoba di Pilkada

Mantan pecandu narkoba berpotensi kambuh.

img_title
VIVA.co.id
4 Juli 2020