Kekurangan PSSI Saat Ini di Calon Ketua Umum Baru

Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi (tengah).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Riki Ilham Rafles

VIVA.co.id – Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letnan Jenderal Edy Rahmayadi yang menjadi salah satu Calon ketua umum PSSI mengatakan ada satu kekurangan dalam pengelolaan asosiasi sepakbola tertinggi Tanah Air tersebut.

Langkah Tegas PSSI Basmi Sepakbola Gajah di Liga 3

Menurut Edy, PSSI sebelumnya sebenarnya tidak salah dan sudah melakukan usaha dengan maksimal. Tetapi, usaha tersebut dinilai masih belum konsisten.

"Siapa pun yang jadi ketua nanti, seandainya bukan saya tidak apa-apa. Tapi harus ada kepastian untuk pembinaan sepak bola dan perbaikan di tubuh PSSI," ucap Edy Rahmayadi. 

Pemain Keturunan Bisa Bela Timnas U-19 di Piala Dunia U-20, Siapa Dia?

"Apakah yang sebelumnya jelek atau tidak baik? Bukan. Hanya tidak konsisten, tidak berjalan bertahap bertingkat dan berlanjut. Sepak bola tidak bisa instan, kita tidak bisa langsung menjaring pemain kemudian langsung jadi harus bertahap dan berkelanjutan," tuturnya.

Edy yang mengaku didukung 96 voters itu, mengungkapkan dirinya sudah bertemu dengan Asprov PSSI di 34 Provinsi di Indonesia. Seluruhnya menuntut berjalannya pembinaan dan persepakbolaan tanah air yang teratur. 

Indra Sjafri Disuruh Iwan Bule Jujur Soal PSSI, Jawabannya Mengejutkan

Selain itu, Edy juga meminta agar Kongres PSSI digelar tepat waktu. Kalau sampai mundur, bisa ada banyak hal yang bakal terganggu.

"KLB harus segera dilaksanakan karena PSSI ini sudah berhenti satu tahun. Bukan karena ada apa tapi situasi ini harus segera diakhiri dan perlu segera ditangani," kata Edy.

Edy mencontohkan di November 2016 Indonesia akan bertanding di kompetisi antar negara ASEAN, AFF 2016. Namun ia prihatin melihat persiapan Tim Nasional yang serba mepet menghadapi piala AFF. Untuk itu ia menegaskan bahwa pelaksanaan KLB harus segera dilakukan demi kepentingan sepakbola nasional.

"Kita November akan menghadapi Piala AFF, tidak bisa sepak bola dipersiapkan tanpa jauh-jauh hari kemudian tahu-tahu kita bisa menang semua harus bertahap dan terprogram. Padahal menang dan kalah ini adalah harga diri bangsa," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya