Sumber :
- REUTERS/Arnd Wiegmann
VIVA.co.id
- Kembali terpilihnya Sepp Blatter sebagai persiden FIFA, menuai banyak kritikan dari banyak negara anggota. Blatter terpilih di tengah isu suap dan korupsi yang tengah melanda FIFA.
Blatter dipastikan terpilih kembali sebagai orang nomor satu FIFA, dalam kongres ke-65 FIFA di Zurich. Sebelumnya, Blatter sempat berasing dengan Pangeran Ali Bin Hussein dari Jordania. Sayang, Pangeran Ali memutuskan mundur saat pemilihan memasuki putaran kedua.
Blatter dipastikan terpilih kembali sebagai orang nomor satu FIFA, dalam kongres ke-65 FIFA di Zurich. Sebelumnya, Blatter sempat berasing dengan Pangeran Ali Bin Hussein dari Jordania. Sayang, Pangeran Ali memutuskan mundur saat pemilihan memasuki putaran kedua.
Ini merupakan kali kelima terpilihnya Blatter menjadi Presiden FIFA, sejak tahun 1998 lalu. Selam 16 tahun, Blatter memegang kuasa tertinggi di federasi sepakbola tertinggi dunia. Namun banyak kasus yang menjadi sorotan dunia.
Bahkan, terpilihnya Blatter justru di saat FIFA dilanda kasus suap dan korupsi. Minggu ini, ada beberapa pejabat senior FIFA, yang ditangkap atas dugaan suap dan Korupsi.
Setelah Ketua Asosiasi Sepakbola Inggris (FA), Greg Dyke, melontarkan komentarnya, kini giliran Wolfgang Niersbach, Ketua Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB).
"Setelah beberapa peristiwa dalam beberapa minggu terakhir, Anda bisa merasakan ada terpaan untuk Blatter. Namun ternyata itu tak cukup kuat untuk membawa perubahan yang kami inginkan," kata Niersbach dikutip Sports1.de.
"Saya tak yakin Blatter akan membuat perubahan pada usia 79 tahun. Kekhawatiran terbesar saya adalah hal itu tidak akan mungkin membuatnya bisa berpikir tenang. Kami butuh FIFA yang kuat, tapi itu sangat sulit," imbuhnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Ini merupakan kali kelima terpilihnya Blatter menjadi Presiden FIFA, sejak tahun 1998 lalu. Selam 16 tahun, Blatter memegang kuasa tertinggi di federasi sepakbola tertinggi dunia. Namun banyak kasus yang menjadi sorotan dunia.