5 Fakta Menarik Wales Vs Belgia

Reaksi suporter Wales yang terkejut dengan kemenangan atas Belgia
Sumber :
  • UEFA

VIVA.co.id – Wales melaju ke semifinal Piala Eropa 2016, setelah mengalahkan Belgia 3-1 pada pertandingan perempatfinal, Sabtu dini hari 2 Juli 2016. Kesuksesan skuat Chris Coleman mengalahkan Belgia yang bertabur pemain-pemain mahal, turut mempertegas fakta menarik di balik kesuksesan Italia menundukkan Spanyol.

Hasil Drawing UEFA Nations League: Timnas Italia dan Prancis Tergabung di Grup Neraka

Italia menghentikan dominasi era emas Spanyol pada babak 16 besar, membuktikan bagaimana kekuatan taktik bisa diandalkan untuk meraih kemenangan. Wales kini melakukannya, untuk mengalahkan Belgia, tim termahal di Piala Eropa 2016 yang sempat menjadi favorit juara.

Belgia terlihat akan mendominasi permainan di awal pertandingan. Dilansir dari Sports Mail, kualitas individual bisa membuat mereka unggul lebih dulu, dengan gol bintang AS Roma Radja Nainggolan, saat pertandingan baru berjalan 13 menit. Namun, Wales berhasil bangkit dengan modal kerja tim yang solid.

Romelu Lukaku Lebih Garang Ketimbang Cristiano Ronaldo dan Kylian Mbappe

Ada beberapa fakta menarik yang bisa disimpulkan, dari pertandingan Wales vs Belgia. Berikut adalah lima di antaranya:

1. Belgia tim bagus tanpa taktik berkualitas

Hasil Pertandingan Kualifikasi Piala Eropa: Belgia Ngamuk, Spanyol dan Portugal Menang

Strategi Belgia sangat mudah terbaca. Eden Hazard akan selalu menusuk dari sayap kiri ke kotak penalti, setiap kali bintang Chelsea itu membawa bola. Sementara, serangan dari sayap kanan selalu dilakukan dengan umpan-umpan silang kepada Romelu Lukaku.

Beberapa kali Romelu Lukaku bisa mengancam di awal pertandingan. Namun, pemain-pemain Wales dapat dengan mudah membaca strategi Belgia yang monoton, dan dengan cepat beradaptasi. Setiap kali Belgia menyerang dari kanan, pemain-pemain Wales hanya menanti dalam kotak penalti, untuk mencegah Lukaku mencetak gol dengan sundulan.

Pemain Wales hanya akan mengawal Hazard, atau menghentikan aliran bola kepadanya, untuk mencegah ada ancaman dari sayap kiri. Sementara, serangan dari tengah hanya dilakukan dengan tendangan langsung ke gawang dari luar kotak penalti, oleh Kevin De Bruyne atau Radja Nainggolan.

Belgia berisi pemain-pemain dengan kualitas individual yang bagus. Tapi, mereka terlebih dahulu harus menjadi tim yang solid, serta menyusun taktik yang baik sehingga bisa lebih kreatif dalam melakukan serangan. Belgia hanya bisa tampil bagus saat menghadapi tim kecil, dan selalu kesulitan melawan tim-tim yang pandai membaca permainan.

Mereka dihancurkan Italia 2-0 pada pertandingan pertama di fase grup, walau sebenarnya mendominasi penguasaan bola. Membuktikan bagaimana Belgia tidak memiliki kreativitas untuk menciptakan gol.

2. Kakak beradik Lukaku jauh dari sukses

Ada beberapa kakak beradik yang mencapai kesuksesan di sepakbola. Misalnya Erwin dan Ronald Koeman, yang membawa Belanda juara Piala Eropa 1988. Kemudian saudara kembar Ronald dan Frank de Boer, yang menjadi legenda Belanda walau gagal memberi trofi. Sementara, Denmark yang sukses juara Piala Eropa 1992, memiliki Michael dan Brian Laudrup.

Pelatih Belgia Marc Wilmots menurunkan Jordan Lukaku pada posisi bek kiri, dalam laga melawan Wales. Adik bintang Everton Romelu Lukaku, itu diturunkan karena Thomas Vermaelen terkena larangan bermain, serta Jan Vertonghen cedera. Jordan terlihat jelas kesulitan menghentikan Aaron Ramsey, yang dua kali sukses memberikan assist.

Kontribusinya dalam melakukan serangan juga tidak berdampak banyak, karena operan-operannya hampir selalu mengarah pada sang kakak, sehingga mudah dibaca pemain Wales. Penampilan Jordan, tidak akan membuatnya jadi pemain incaran, seperti Romelu yang dibidik klub-klub besar seperti Manchester United.

3. Sesumbar Bale bukan omong kosong

Gareth Bale membuat kontroversi sebelum pertandingan di fase grup melawan Inggris. Dia mengatakan pemain-pemain the Three Lions tidak patriotik seperti rekan-rekannya di Wales. Skuat Chris Coleman membuktikan karakter mereka, pada laga melawan Belgia.

Tertinggal dengan gol cepat Belgia, mereka malah bermain semakin semangat. "Apakah kami gemetar saat tertinggal? Tidak. Kami merespon dengan baik, dan kami telah bicara tentang karakter tim ini sebelumnya," kata Ashley Williams, kapten tim yang mencetak gol pertama Wales.

Wales bangkit dari ketertinggalan 0-1 untuk menang dengan skor telak 3-1. Kemenangan demi kemenangan, akan jadi modal berharga yang semakin memperkuat karakter mereka di pertandingan selanjutnya. Apalagi, mereka akan Aaron Ramsey saat melawan Portugal di semifinal.

Aaron Ramsey yang selalu menjadi motor serangan Wales, tidak bisa diturunkan lawan Portugal karena akumulasi kartu. Laga selanjutnya bakal menjadi tantangan serius bagi Wales, apakah mereka benar-benar tim yang solid.

4. Hal Robson-Kanu bisa bernasib seperti Jamie Vardy

Wales berbalik unggul 2-1 lewat gol yang dicetak Hal Robson-Kanu, penyerang sayap berusia 27 tahun, yang saat ini tidak memiliki klub setelah dilepas Reading akhir musim lalu. Dia memang tidak dilengkapi kemampuan mengolah bola sambil meliuk-liuk.

Namun, Robson-Kanu yang dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam pertandingan Wales vs Belgia, menampilkan kerja keras yang luar biasa. Energinya yang membuat dia populer di antara suporter Wales. Bale memang pemain termahal Wales, tapi Robson-Kanu yang menjadi simbol semangat tim.

Statusnya sebagai pemain bebas transfer, bisa jadi opsi menarik klub-klub Premier League, yang berharap mengulang sukses Leicester City dengan Jamie Vardy musim lalu. Gol dengan gaya Johan Cruyff yang dicetak Robson-Kanu, memperlihatkan ketenangannya di depan gawang.


5. Laga selanjutnya, Ronaldo vs Bale

Wales akan menghadapi Portugal di semifinal. Keduanya kerap dianggap tim satu figur. Wales mengandalkan Gareth Bale dan Portugal memiliki Cristiano Ronaldo. Situasi yang sangat menarik bakal terjadi. Bukan rahasia, keduanya bersaing menjadi pemain nomor satu di Real Madrid.

Semifinal Piala Eropa 2016, akan menjadi arena yang pas bagi keduanya membuktikan diri. Bale atau Ronaldo, yang lebih berhasil memberi perbedaan bagi tim mereka masing-masing.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya