Chelsea Vs MU: Ketika Mourinho 'Pulang' Sebagai Musuh

Manajer Manchester United, Jose Mourinho
Sumber :
  • Action Images via Reuters / Carl Recine

VIVA.co.id – Akhir pekan ini pertarungan sengit kembali tersaji di kancah Premier League. Dua raksasa Inggris, Chelsea dan Manchester United bakal adu kekuatan di Stamford Bridge, Minggu malam, 23 Oktober 2016.

Leandro Trossard Menyela Ben White dengan Tegas, Akhiri Perdebatan Tentang Bintang Arsenal

Ini bukan sekedar duel adu gengsi. Tidak juga sekedar usaha kedua kubu untuk mendongkrak posisi mereka di papan klasemen.

Lebih dari itu semua, pertarungan Chelsea kontra MU adalah partai 'reuni membara' bagi publik The Blues dengan Jose Mourinho, pria yang sempat dua kali menjabat sebagai manajer tim kesayangan mereka.

Pengakuan Pochettino Usai Chelsea Dibantai Arsenal

Bukan Mourinho namanya jika tidak membuat kehebohan, termasuk jelang pertandingan ini. Bayangkan saja, di tengah situasi panas, pria yang sempat menangani Real Madrid tersebut kembali coba membuka luka lama dengan mengingatkan bahwa musim lalu dia didepak manajemen.

"Itu bukan kesepakatan bersama, Roman Abramovich (presiden dan pemilik Chelsea) memecat saya. Pemecatan itu dibuat pemilik klub dan saya baru dikabarkan setelah keputusan itu. Tapi saya menerimanya dengan tenang dan penuh hormat," kata Mourinho.

5 Fakta Menarik Arsenal Usai Pesta Gol ke Gawang Chelsea di Premier League

Sementara manajer Chelsea, Antonio Conte sejak awal sudah mewanti-wanti kepada pendukung Chelsea tetap memberikan sambutan hangat buat Mourinho, karena selain ingin menjaga situasi kondusif, dia juga menilai sosok pelatih asal Potugal tersebut pantas mendapatkan respek dari bekas klubnya.

"Saya pikir dia adalah manajer yang penting di Chelsea. Dia menulis sejarah bersama klub dan pemain di sini," kata Conte.

"Dia meraih tiga trofi. Mourinho orang penting di sini. Dia layak mendapatkan sambutan bagus. Alasannya, saya ulangi, dia mengukir sejarah di klub," tegasnya.

Sama-sama Sedang Bangkit

Dari grafik permainan, kedua tim sama-sama sedang berusaha bangkit setelah menuai hasil kurang memuaskan. Chelsea, akhir pekan kemarin menang 2-0 atas juara bertahan Premier League, Leicester City.

Hampir setali tiga uang, MU pun dalam kondisi kepercayaan diri bagus. Itu tidak lepas dari kemenangan 4-1 atas Fenerbahce di Liga Europa.

"Kami tahu pertandingan nanti akan berjalan sulit melawan Chelsea, tapi secara mental kami sudah siap untuk itu. Kami punya rasa percaya diri untuk melanjutkan kompetisi dan memenangi setiap pertandingan," kata penyerang muda MU, Jesse Lingard.

MU boleh punya semangat dan motivasi tinggi. Namun secara fakta, mereka sedikit rugi dibandingkan Chelsea.

Sekarang 'Setan Merah' masih tampil di kompetisi Eropa, sehingga mereka tak memiliki banyak waktu untuk memulihkan kondisi menghadapi jawal yang ketat. Berbeda dengan Chelsea yang hanya fokus di kompetisi domestik saja.

Walau demikian Conte menolak jika hal tersebut dianggap sebagai keuntungan. Baginya, absen di pentas Eropa adalah gambaran ketidak mampuan, tidak lebih dari itu.

"Chelsea musim ini gagal berlaga di Eropa. Dan ini bukan sebuah keuntungan. Saya tidak suka keuntungan seperti ini," kata Conte.

"Yang jelas, kami gagal bermain di Liga Champions atau Liga Europa musim ini. Saya pikir, Chelsea harus selalu bermain di turnamen jenis ini," lanjutnya.

Chelsea Diganggu Isu Tak Sedap

Sayangnya, jelang bigmatch tersebut Chelsea kabarnya diganggu oleh isu keretakan hubungan antara penyerang Diego Costa dengan sang manajer Antonio Conte.

Pada tengah pekan, Costa dipanggil menghadap manajemen Chelsea. Dia diminta menjelaskan duduk perkara dan diharapkan bisa patuh serta menunjukkan hormat kepada Conte.

Gosip retaknya hubungan Costa dengan Conte bermula dari laga melawan Leicester City. Pemain berdarah Brasil itu memberikan gestur seperti meminta ditarik dari lapangan permainan.

Conte tidak menggubris isyarat dari Costa tersebut. Selepas pertandingan dia juga menjelaskan alasan tidak mengganti bekas penggawa Atletico Madrid itu.

Namun belakangan cerita lain berkembang. Gestur dari Costa rupanya bukan isyarat bahwa dia meminta diganti. Sebaliknya, gerakan tersebut ditujukan buat menantang Conte yang sepanjang laga terus mengkomplain permainan pemain 28 tahun itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya