Duo Madrid yang Kian 'Kompak' di Liga Champions

Pemain Real Madrid
Sumber :
  • Reuters / Sergio Perez

VIVA.co.id – Duo Madrid kembali memperlihatkan ketangguhan mereka di Liga Champions. Untuk kali ketiga dalam empat tahun terakhir, mereka sama-sama berhasil menjajak babak semifinal.

5 Klub Sepakbola yang Sering Tampil di Final Liga Champions, Real Madrid Teratas?

Musim ini, Real Madrid dan Atletico Madrid kembali menjadi kontestan di empat besar. Mereka sukses mengalahkan lawan masing-masing di perempat final.

Madrid melenggang usai menang agregat 6-3 dari Bayern Munich. Pada leg pertama di Allianz Arena, Los Blancos unggul, 2-1. Pada pertemuan kedua di Santiago Bernabeu, mereka kalah 1-2 pada waktu 90 menit.

Gila, Ini Format Baru Liga Champions!

Beruntung pada babak tambahan, Madrid berhasil mencetak dua gol tambahan. Mereka menutup duel dengan kemenangan 4-2.

Sedangkan saudara sekotanya, Atletico. Mampu menyingkirkan tim debutan sekaligus juara bertahan Premier League, Leicester City.

Rangkuman Momen-momen Penting Duel Liverpool Vs Villarreal

Pada duel pertama di Vicente Calderon, Atletico menang melalui gol tunggal penalti Antoine Griezmann. Pada kujungan ke King Power Stadium, mereka bermain imbang 1-1. Tim asuhan Diego Simeone pun lolos dengan agregat 2-1.

Kontroversi Madrid

Lolosnya Madrid ke semifinal masih menyisikan kontroversi. Bayern mengaku kecewa dengan sejumlah keputusan yang dibuat oleh wasit asal Hungaria, Victor Kassai.

Mulai dari kartu merah yang diterima gelandang Arturo Vidal. Hingga dua gol Cristiano Ronaldo yang dianggap berbau offside.

Yang dimaksud adalah gol kedua dan ketiga Ronaldo. Pada menit 104, Ronaldo mencetak gol setelah menerima umpan Sergio Ramos, padahal dia sudah berada dalam situasi offside.

Hal hampir mirip juga terjadi pada gol ketiga. gol ketiga Ronaldo juga berbau offside. Saat itu, hanya ada Ronaldo dan Marcelo yang menusuk ke pertahanan Bayern.

Marcelo memutuskan memberikan umpan kepada Ronaldo. Sesuai aturan, CR7 seharusnya ada di belakang wing bek asal Brasil itu jika tak mau terjebak offside. Tapi, dia ternyata satu langkah di depan.

"Pertandingan seperti itu dipengaruhi oleh keputusan krusial dari wasit. Ini adalah sebuah promosi sangat bagus untuk sepakbola, namun sayangnya ditentukan oleh seseorang dengan peluit," sindir winger Bayern, Arjen Robben.

Sementara pelatih Madrid, Zinedine Zidane enggan membahas kontoversi yang mencuat. Baginya, Madrid telah memperlihatkan bahwa mereka memang pantas lolos.

“Kami baru saja menghadapi salah satu tim terbaik Eropa. Kami berhasil mencetak enam gol dan mereka menghasilkan tiga gol. Jadi kami memang pantas untuk lolos,” ujar Zidane.

Atletico Kian Teruji di Eropa

Lolosnya Atletico ke semifinal membuat mereka semakin disegani di kancah Eropa. Betapa tidak? ini adalah kali ketiga mereka mencapai babak yang sama dalam empat tahun.

Hebatnya lagi, tidak sekedar mencapai semifinal, dalam dua kesempatan sebelumnya, mereka bahkan selalu lolos ke final. Meski juga harus kalah dari tim lawan yang sama di partai pamungkas, yakni Madrid.

Bagaimanapun pencapaian Atletico ini layak diapresiasi. Sudah mengukur kekuatan, lawan mereka pada perempat final, Leicester bahkan kini menjagokan anak-anak asuh Diego Simeone kembali tampil di final, bahkan keluar sebagai juara.

"Sejarah berbicara untuk Atletico. Dalam tiga tahun mereka masuk final dua kali. Setelah leg pertama kami merasa bisa menyaingi dan bisa mengalahkan. Tapi sayangnya kami gagal," kata manajer Leicester, Craig Shakespeare.

"Saya pikir mereka cuma tidak beruntung beberapa tahun lalu. Kami bisa melihat kualitas Atletico. Mereka adalah lawan tangguh bagi siapapun di semifinal, malah saya melihat mereka mampu menjadi juara," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya