Timnas Indonesia U-22 Gagal di Ujian Awal

Skuat Timnas Indonesia U-22 di kualifikasi Piala Asia 2018
Sumber :
  • Twitter/@pssi__fai

VIVA.co.id – Tim nasional Indonesia U-22 gagal melangkah ke putaran final Piala Asia U-23 2018 yang bakal digelar di China. Sebab, mereka kalah bersaing dengan Malaysia U-22 dan Thailand di Kuaifikasi Grup H.

Ditekuk Australia, Timnas U-23 Gagal Lolos ke Piala Asia 2022

Dari tiga pertandingan, Evan Dimas dan kawan-kawan hanya mengumpulkan empat poin. Hasil kemenangan tujuh gol tanpa balas melawan Mongolia U-22, serta imbang 0-0 melawan Thailand U-22.

Di pertandingan perdana Grup H, Skuat Garuda Muda kalah telak 0-3 dari Malaysia U-22. Pelatih Timnas U-22, Luis Milla Aspas pun angkat bicara mengenai kegagalannya ini.

Babak I, Gol Australia Beratkan Langkah Timnas Indonesia U-23

"Pertandingan tadi sedih. Karena saya melihat pemain saya bekerja sangat keras. Mereka seharusnya dapat hadiah lolos dari grup. Namun sangat disayangkan hasilnya tidak
mendukung," kata Milla usai kalah dari Thailand, Minggu 23 Juli 2017.

Kualifikasi Piala Asia U-23 2018 ini seolah menjadi ujian awal bagi Timnas U-22. Karena mereka akan mentas di ajang SEA Games 2017 Kuala Lumpur dan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.

Australia Cetak Gol, Langkah Timnas U-23 Makin Berat

Dan dia ajang tersebut, Skuat Garuda Muda dibebani target tinggi. Di SEA Games 2017 Kuala Lumpur mendatang, PSSI menargetkan raihan emas. Sedangkan di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, empat besar jadi tujuan utama.

Walau gagal di ujian awal, PSSI mengaku masih akan tetap mendukung Milla menjadi pelatih Timnas U-22. Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria menilai saat ini yang dibutuhkan adalah pengembangan sepakbola.

"Pokoknya, kita jangan berpikir kalau kalah bagaimana setiap pelatih yang menangani Indonesia. Di sini kita membicarakan pengembangan sepakbola dan semua pelatih termasuk di dalamnya," ujar Tisha.

Selanjutnya... Blunder Taktik di Laga Perdana

Blunder Taktik di Laga Perdana

Kekalahan 0-3 dari Malaysia U-22 menjadi salah satu penyebab kegagalan Skuat Garuda Muda melangkah ke putaran final Piala Asia U-23 2018. Padahal secara persiapan, Timnas U-22 lebih baik.

Salah satu contoh adalah keberangkatan menuju Thailand. Jika Timnas U-22 berangkat satu pekan sebelum laga perdana, Harimau Malaya justru hanya satu hari. Mereka menuju ajang ini dengan persiapan minim.

Berbagai masalah mendera skuat asuhan Ong Kim Swee. Sejak masa pemusatan latihan pun, dia sudah kesulitan mengumpulkan pemain, karena klub-klub pemiliki enggan melepas begitu saja di tengah kompetisi bergulir.

Dan muncul salah satu faktor yang dituding sebagai sebab kekalahan dari Malaysia U-22. Ketika itu, Milla tidak memainkan Evan dan Hansamu Yama Pranata sejak menit awal.

Ketika susunan pemain diumumkan ke publik pun, di media sosial ramai disorot. Alhasil, Timnas U-22 bermain buruk. Pemain Malaysia U-22 mampu berkali-kali mengeksploitasi lini pertahanan mereka.

"Mereka (Evan dan Hansamu) pemain penting. Saya memasukkan Evan di babak kedua dan permainan membaik tapi kondisi sudah sulit karena kami ketinggalan tiga gol dari Malaysia," kata Milla usai kalah dari Malaysia.

Pada laga melawan Mongolia U-22, juru taktik asal Spanyol itu melakukan beberapa perubahan susunan pemain. Evan dan Hansamu diturunkan sejak menit awal. Dia juga berani menepikan Febri Hariadi dari posisi sayap.

Gantinya, Saddil Ramdani dan Osvaldo Haay dimainkan sejak menit awal. Dan itu terbukti manjur. Saddil menyumbangkan dua gol, sedangkan Osvaldo satu gol.

Selanjutnya... Skema Timnas Indonesia U-22 Belum Pasti

Skema Timnas Indonesia U-22 Belum Pasti

Setelah melakukan perubahan susunan pemain di laga melawan Mongolia U-22. Milla kembali membuat kejutan. Pria yang membawa Timnas Spanyol U-21 memenangi Piala Eropa 2011 lalu menepikan Saddil dan Marinus Manewar.

Dia memilih Yabes Roni dan Febri sebagai gantinya. Di posisi bek kiri, Rezaldi Hehanusa yang main di laga melawan Mongolia U-22 dipaksa menyerahkan posisi kepada Ricky Fajrin.

Di menit awal, Skuat Garuda Muda coba menerapkan permainan dengan tempo cepat. Dan tim tuan rumah pun meladeninya. Sayang, permainan harus berubah seiring hujan deras yang mengguyur Supachalasai National Stadium, Bangkok.

Banyak genangan di atas lapangan. Para pemain dari kedua tim terpaksa memainkan bola-bola panjang, dan banyak upaya dribel yang dilakukan justru gagal karena bola tertahan genangan air.

"Kita memahami cara bermain Thailand. Lapangan sangat sulit dan pemain harus kerja keras untuk bermain di lapangan seperti ini," ujar Milla.

Melihat perubahan yang dilakukan juru taktik berusia 51 tahun tersebut, skema Timnas U-22 belum menemukan bentuk pasti. Milla masih meraba skema terbaik yang bisa diandalkan mencapai target di SEA Games 2017 Kuala Lumpur dan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang mendatang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya