Riset Baru Perkuat Dugaan Nelayan Jepang ke Amerika 5.000 Tahun Lalu

China dan Jepang rebutan pulau di Laut China Timur.
Sumber :
  • REUTERS
VIVAnews -
Netralitas Jokowi saat Pemilu Disorot di Sidang PBB, Airlangga Bilang Begini
Perbedaan dan persamaan bentuk dari sebuah tembikar bisa memberikan petunjuk tentang hubungan antardua kebudayaan pada suatu waktu atau zaman. Meski dua budaya itu terpisah oleh jarak yang sangat jauh.

Erick Thohir Lapor ke DPR Laba BUMN Tembus Rp 292 Triliun pada 2023

Melansir laman
KPK Panggil Dua Hakim Agung di Kasus Korupsi Gazalba Saleh, Siapa Dia?
Stone Pages, Selasa, 28 Mei 2013, tim peneliti internasional telah mengungkapkan bukti baru dari temuan residu (endapan) pada sebuah tembikar.


Dari hasil analisis kimia pada pecahan kuno yang berasal dari Periode Jomon (sekitar 6.000 tahun lalu) di Jepang, terdapat endapan minyak yang dihasilkan dari memasak ikan-ikan laut, yang diduga berasal dari perairan Amerika Selatan.


Tim peneliti pun menemukan bukti adanya hubungan budaya antara sub-populasi (masyarakat pribumi) di Ekuador dan budaya Jomon di Jepang.


Temuan itu didapatkan setelah para peneliti melakukan studi dan menemukan genetika dari penduduk asli Amerika Serikat, yaitu sub-populasi terbesar di Ekuador memiliki hubungan yang erat dengan genetika asal Asia Timur.


Studi itu menyimpulkan bahwa gen dari Asia Timur telah diperkenalkan ke Amerika Selatan pada 6.000 tahun lalu. Tepatnya, pada saat budaya Jomon sangat maju dan berkembang di Jepang, lalu berlayar hingga ke perairan Amerika.


Sebelumnya, pada tahun 1960, Betty Meggers, arkeolog dari Smithsonian Institution, AS, pernah mengatakan memang ada kesamaan bentuk tembikar dari budaya Valdivia di Ekuador dan budaya Jomon di Jepang.


Dalam penelitiannya, Meggers berkesimpulan bahwa 5.000 tahun yang lalu nelayan Jepang telah "menemukan" Amerika Serikat.


Tapi, sampai tahun 1980, Meggers frustasi, risetnya terputus karena tidak menemukan bukti-bukti cukup yang menyebutkan adanya kemiripan budaya antara penduduk Ekuador dan Jepang.


Namun, temuan terbaru adanya kesamaan genetika antara pribumi Ekuador dan Asia Timur bisa jadi akan memberikan dukungan terhadap hipotesis dari penelitian Megerrs. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya