VIVA.co.id – Amerika Serikat sedang memilih pemimpin baru pada hari Selasa, 8 November 2016, waktu setempat atau Rabu, 9 November 2016 WIB. Warga Amerika memilih presiden ke-45. Sebanyak 50 negara bagian termasuk Washington DC akan pergi ke tempat pemungutan suara, dalam enam zona waktu yang berbeda di hari pemilihan.
Hajatan besar AS itu disambut deras di dunia maya. Pada platform Twitter misalnya, tanda pagar #ElectionNight terus memuncaki daftar tren percakapan global.
Twitter mencatat antusiasme warga AS atas Pemilu ini cukup besar di dunia maya. Mengutip data Twitter pada 9 November 2016, situs mikroblog itu mencatat sejak debat utama dimulai pada Agustus tahun lalu, warga di AS sudah mengirimkan satu miliar tweet terkait dengan Pemilu AS tersebut.
Sepanjang tahun ini, antara Hillary Clinton dan Donald Trump terlibat perang sengit di jagat Twitter. Keduanya saling bersaing dalam popularitas di Twitter.
Tercatat tweet terkait Hillary Clinton pada tahun ini mulai melonjak saat istri Bill Clinton itu menjadi nominasi kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat pada Juni lalu.
Tweet terkait Hillary makin melonjak saat dia mengikuti Konvensi Nasional Partai Demokrat. Tweet terkait Hillary kian tinggi saat dia menjalani tiga kali debat presiden.
Sementara, tweet terkait Donald Trump juga pola yang sama. Saat Super Tuesday pada Maret lalu, tweet tentang Trump mulai naik. Tren positif bagi Trump berlanjut saat dia mengikuti Konvensi Nasional Partai Republik. Saat Trump adu pemikiran dengan Hillary pada tiga kali debat, tercatat tweet tentang Trump makin melonjak.
Adu kekuatan juga tak hanya terkait dengan debat saja. Tercatat, selama masa pemilu AS ini, ada beberapa isu atau kebijakan yang paling ramai mendapat perhatian di Twitter.
Twitter mencatat, isu yang paling mendapat perhatian pengguna Twitter yaitu tentang masalah luar negeri (50 juta tweet), terorisme (29 juta tweet), ekonomi AS (25 juta tweet), isu senjata (19 juta tweet) dan keamanan siber (18 juta tweet).
