Waspada, Nyeri Haid Gejala Penyakit Kronis

nyeri perut saat haid atau menstruasi
Sumber :
  • istockphoto

VIVAlife - Rasa nyeri hingga kram di bagian perut kerap menghantui wanita saat datang bulan. Rasa itu biasanya dianggap remeh. Cukup meminum obat pereda nyeri, selesai. Namun, tak banyak yang tahu, nyeri haid bisa menjadi gejala awal penyakit kronis: endometriosis.

Menurut Kepala Divisi Endokrinologi Reproduksi Departemen Ilmu Kebidanan dan Kandungan FKUI-RSCM, dr Ali Baziad, endometriosis terjadi saat jaringan yang melapisi rahim (endometrium) ditemukan tumbuh di tempat lain, seperti di indung telur dan panggul.

Diketahui, hampir 90 persen wanita mengalami kondisi itu. Darah haid berbalik masuk ke rongga perut dan menempel di sana.

Dengan sistem kekebalan tubuh yang cukup, kondisi ini dapat dibersihkan. Namun, ada kalanya sistem kekebalan tubuh tak bekerja dengan baik, dan menyebabkan timbulnya endometriosis. Kemungkinan ini mencapai 20-30 persen.

Menurut data, satu dari 10 wanita usia reproduktif menderita penyakit ini. Di Indonesia, endometriosis menjangkiti lima persen dari jumlah pasangan usia subur. Yang menjadi masalah, endometriosis dapat mengganggu kesuburan.

“Endometriosis dapat mengganggu gerak sperma, pematangan sel telur, menyumbat saluran telur, serta mengganggu menempelnya janin ke rahim, hingga mengubah struktur anatomi organ genitalia,” dr H Andon estiantoro, Spesialis Ginekologi, FKUI-RSCM, menerangkan.

Penyakit ini juga memengaruhi kondisi fisik, mental, dan sosial penderitanya. Pasalnya, endometriosis dipengaruhi hormon estrogen.

Beberapa faktor risiko yang bisa dikenali, antara lain menstruasi pertama yang terjadi lebih awal dan berlangsung lama, serta pendarahan menstruasi yang banyak. Endometriosis juga sering ditemukan pada wanita yang mengonsumsi pil kontrasepsi serta berberat badan rendah.

Gejalanya, nyeri perut di bagian bawah dan nyeri punggung pada masa menstruasi. Sebaiknya, segera periksa jika sering mengalami nyeri haid dan jumlah cairannya terlalu banyak.

Belum Ada Obat

Golkar Sambut Baik PAN Jagokan Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta 2024

Meski endometriosis tergolong penyakit kronis, nyatanya belum ada pengobatan permanen untuk menanggulanginya. Selama ini, tujuan pengobatan hanya untuk menghilangkan rasa nyeri, memperlambat pertumbuhan endometriosis, dan meningkatkan kesuburan wanita.

Jika penderita endometriosis datang, biasanya hanya diberi obat anti nyeri, anti steroid, atau golongan hormon dan golongan enzim dengan prinsip pengobatan membuat menopause. Jika dokter umum tak cukup menanganinya, penderita akan dirujuk ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan.

Apabila itu dirasa belum cukup juga, ada konsultan endokrinologi yang menangani. Tata laksana itu sudah terangkum dalam Konsensus Tatalaksana Nyeri pada Endometriosis yang diluncurkan Himpunan Fertilitas Indonesia (HIFERI). (umi)

PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) [dok. IWIP]

Kasih Ruang Karier dan Promosikan Puluhan Ribu Karyawan, Intip Strategi IWIP

PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) menegaskan komitmen untuk selalu memberikan kesempatan dan ruang bagi karyawan yang ingin belajar, hingga berkembang maju.

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024