VIVAlife -Salah satu negara bagian di Amerika Serikat, Indiana, menyarankan ibu hamil untuk tes narkoba jika ingin bersalin. Peraturan diluncurkan karena pihak rumah sakit akan repot, jika bayi yang lahir terkena dampak obat-obatan.
Namun, peraturan baru ini mengundang kontroversi dan mengundang perdebatan di Amerika Serikat.
“Peraturan ini juga akan mengurangi konsumsi narkoba. Ibu hamil yang menjadi pecandu akan dites, pastilah akan mengurangi dosis narkobanya,” kata Jaksa Agung Indiana, Greg Zoeller, seperti yang ditulis CBSnews.
Menurutnya, peraturan ini adalah bentuk kepedulian terhadap kesehatan anak-anak. Rumah sakit di Indiana menghabiskan sekitar US $ 30 juta di tahun 2011, untuk bayi yang terkena dampak narkoba.
Bayi akan mengalami sindrom dengan gejala bervariasi, mulai dari menangis dengan nada yang aneh, diare, menyusui berlebihan, bernafas tersengal, demam, hingga memiliki refleks hiperaktif. Selain dilahirkan dari ibu yang menggunakan narkoba, keadaan serupa juga dialami oleh ibu yang banyak meminum alkohol.
“Bayi yang lahir dari ibu pecandu narkoba sangat berbeda tangisannya, para ibu tidak tahu bagaimana cara menghadapinya, “ jelas Vickie Gorzkiewicz, seorang perawat di Rumah Sakit Memorial.
Sindrom dapat diobati, tapi akan sulit karena bayi butuh menenangkan dirinya. Bayi akan membutuhkan obat semacam morfin dan metadon untuk tetap tenang.
Zoeller telah mendapatkan 3.400 tanda tangan dari seluruh wilayah Amerika Serikat. Banyak yang menyetujui peraturan tersebut, namun juga banyak yang kontra. Sebuah petisi yang dilayangkan di internet meminta Zoeller untuk menarik proposal. (eh)
Media Asing Soroti Suporter Indonesia di Qatar, Sebut Jadi 'Mini Jakarta'
Kehadiran suporter Indonesia yang memenuhi stadion Qatar saat gelaran perempat final Piala Asia U-23 2024 sampai disorot oleh media asing hingga disebut Jakarta mini.
