Studi: Setiap 40 Detik Ada yang Meninggal karena Bunuh Diri

Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Masih teringat jelas di benak semua orang mengenai kasus yang baru-baru ini terjadi pada seorang ibu yang menyiksa buah hatinya sendiri hingga tewas. Kasus tersebut kemungkinan besar memiliki kaitan dengan masalah kesehatan jiwa (keswa) sang ibu yang tidak ditangani sejak awal.

3 Persen Kasus Kematian Akibat COVID-19 Merupakan Balita 0-5 Tahun

Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa di seluruh dunia pada 10 Oktober mendatang, Kementerian Kesehatan RI ingin menginformasikan lebih luas mengenai tingkat pencegahan dari masalah keswa di Indonesia. Terlebih, masalah keswa ini tidak bisa dianggap sepele karena bisa menyebabkan banyaknya permasalahan lain yang merugikan.

"Pasti masih ingat dengan kasus kemarin mengenai seorang ibu yang menyiksa anaknya sendiri hingga meninggal. Padahal, ada upaya pencegahan yang seharusnya bisa dilakukan sejak awal saat melihat kondisi gangguan jiwa pada individu," ujar Direktur Pencegahan dan pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, dr. Fidiansyah, SpKJ, MPH, di Kemenkes RI, Jakarta, Rabu 5 Oktober 2016.

BKKBN: Angka Perceraian Tinggi, Setahun Capai 600 Ribu

Ilustrasi stres/depresi

Ditambahkannya, menurut data yang ada bahwa depresi diperkirakan WHO akan menjadi beban masalah kedua terbesar di seluruh dunia. Parahnya lagi, kata Fidi, satu dari empat orang dewasa akan mengalami masalah keswa pada satu waktu dalam hidupnya.

Update COVID-19 Nasional 25 November: Tambah 372 Positif, 16 Meninggal

"Kalau sudah menjadi gangguan jiwa berat, data dari World Federation on Mental Health (WFMH, 2016) bisa setiap 40 detik di suatu tempat di dunia ada seseorang yang meninggal karena bunuh diri," tambahnya.

Menurutnya, kini pemerintah sudah mulai mengalami pergeseran dari mulai upaya kuratif dan rehabilitatif menjadi upaya pencegahan atau preventif. Oleh sebab itu, diharapkan agar masyarakat bisa semakin waspada dengan peristiwa krisis yang dialami oleh seseorang.

"Saat seseorang mengalami peristiwa krisis seperti kehilangan orang terdekat atau kena bencana, segera berikan bantuan pertama secara psikis misal dengan fokus mendengarkan pada masalahnya tanpa paksaan," kata spesialis kesehatan jiwa, dr. Eka Viora, SpKJ, yang ditemui di tempat dan waktu yang sama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya