VIVAlife - Makanan steril, ternyata bukan jaminan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh. Makanan organik misalnya. Produk-produk ini dijual lebih mahal dari produk pertanian konvensional dengan klaim "steril".
Namun, studi yang dilakukan para peneliti di Inggris, tidak menemukan perbedaan signifikan antara produk makanan organik dan konvensional. Baik itu kandungan nutrisi dan manfaat kesehatan yang diberikan.
Paparan pestisida masih mungkin ada pada produk organik. Meskipun pestisida yang digunakan untuk setiap tanaman masih berada dalam batas normal.
"Saya pikir orang-orang akan membuat keputusan yang berbeda setelah penemuan ini," papar Dr Crystal Smith-Spangler, instruktur di Stanford University School of Medicine dan dokter di VA Palo Alto Health Care System, California.
"Kami berharap dapat menemukan perbedaan yang signifikan, tapi ternyata tidak. Alasan mengapa orang lebih memilih makanan organik, mungkin karena mereka sangat mengkhawatirkan kebersihan lingkungan pertanian dan peternakan," tuturnya.
Spangler dan timnya melakukan analisis dengan membandingkan diet organik dan diet konvensional yang dihubungkan dengan tingkat gizi, kontaminasi bakteri, jamur, dan pestisida.
Mereka hanya menemukan satu nutrisi yang jauh lebih baik pada tanaman organik. Fosfor. Tapi, pada kelompok yang diteliti, sedikit sekali orang yang kekurangan fosfor. Jadi, kelebihan fosfor pada makanan organik tidak terlalu dibutuhkan.
Demikian juga dengan jumlah protein dan lemak pada susu organik. Susu ini hanya lebih unggul pada kandungan omega-3 yang dapat menurunkan risiko jantung, kanker, dan arthritis.
"Kami tidak menemukan fakta jika makanan organik memiliki gizi yang lebih tinggi. Hanya saja, paparan pestisidanya memang lebih sedikit," ujarnya. (art)
