Qal'at al-Bahrain, Saksi Kemegahan Arab Kuno

Qalat al Bahrain
Sumber :
  • humanandnatural.com

VIVAlife - Qal'at al-Bahrain merupakan salah satu situs arkeologi yang turut mencatatkan sejarah kebesaran bangsa Arab. Gundukan berstrata 300 x 600 meter ini menjadi saksi peradaban Dilmun di Bahrain sejak tahun 2300 SM hingga abad 16.

Areal seluas 16 hektar ini masuk dalam Warisan Budaya Dunia UNESCO tahun 2005. Awalnya bangunan kokoh ini adalah sebuah qal'a, yang dalam bahasa Arab berarti pelabuhan. Masyarakat menyebutnya Qal'at al-Burtughal atau pelabuhan Portugal, karena pernah dijadikan benteng oleh bangsa Portugis.

Portugis sendiri, menduduki Bahrain pada tahun 1500an karena menilai daerah ini merupakan titik strategis untuk melindungi jalur perdagangan mereka yang membentang dari India, Afrika, dan Eropa. Mereka menduduki area ini, dan kemudian membangun basis militer dengan memperkuat benteng pertahanan mereka.

Baru 25 persen bagian qal'at yang telah diekskavasi, namun itu sudah cukup mengungkap kejayaannya di masa lalu sebagai pusat tempat tinggal, perbelanjaan, religius, dan militer. Situs ini memiliki menara, kanal yang mengarah ke laut, serta area perkebunan kelapa sawit.

Pelancong dapat berkunjung ke museum kecil yang ada di area benteng untuk melihat peninggalan peradaban seperti puisi dan stempel surat. Ada kafe yang cukup nyaman di bagian teras museum untuk mengisi perut.

Media Asing Soroti Suporter Indonesia di Qatar, Sebut Jadi 'Mini Jakarta'

Qalat al Bahrain

Restorasi situs yang berlokasi di pinggiran ibukota Bahrain, Manama, ini pertama kali dilakukan pada 1987, dan yang paling mutakhir adalah tahun 2005. Sebagian besar struktur situs masih terawat baik meskipun turis tidak dipungut biaya masuk saat berkunjung.

Tragedi DBD, Kisah Meninggalnya Seorang Anak di Lampung
Ilustrasi harga tiket pesawat pendorong inflasi.

DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal

Anggota Komisi VI DPR RI yang juga Wakil Ketua Umum Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Evita Nursanty menolak rencana pemungutan iuran dana pariwisata.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024