Menikmati Indahnya Wisata Menhir di Desa Mahat Sumbar

Rumah Datuk Tan Malaka
Sumber :
  • Viva.co.id/Andri Mardiansyah

VIVA.co.id – Sumatera Barat terkenal dengan bukit batu dan pemandangannya yang Indah. Salah satunya di desa Mahat dan desa Pandam Gadang Suliki, yang berjarak sekitar 160 kilometer dari kota Padang, atau sekitar 35 kilometer dari kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

Rekomendasi Wisata Anti-Mainstream di 5 Tempat Kelahiran Pahlawan Nasional

Desa yang merupakan tempat lahir salah satu tokoh perjuangan Tan Malaka ini memiliki salah satu wisata batu unik yang disebut batu Talempong. Batu ini merupakan susunan 4 buah batu besar yang jika di pukul akan menghasilkan suara persis mirip dengan alat musik tradisional Talempong. 

Untuk menghasilkan suara yang lebih merdu, sang juru kunci akan membakar kemenyan dan melakukan ritual terlebih dahulu, serta lokasi sungai larangan yang berisi ribuan ikan yang berada di satu titik dan. Lokasi Talempong dan sungai larangan selalu ramai dikunjungi wisatawan disetiap hari libur.

7 Tujuan Wisata untuk Mengenang Sejarah Indonesia, Wajib Dikunjungi

Wisata batu lainnya ada di desa Mahat yang berada di kecamatan Bukit Barisan. Lokasi ini sedikit jauh dari Rumah Gadang Tan Malaka, berkisar 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda Empat maupun Dua. 

Walau lokasi Mahat terletak cukup jauh, namun tidak rugi rasanya jika berkunjung ke sini. Anda dapat menemukan sedikitnya 384 buah Menhir Mahat yang merupakan salah satu situs yang bersejarah dan sudah berusia sangat tua diperkirakan mencapai 4000 tahun. 

Candi Darling, Aksi Nyata Pelestarian Bumi Para Generasi Muda

Menhir ini merupakan benda berupa batu berdiri dengan memiliki beberapa buah motif ukiran tertentu. ini menandakan sejak dulu masyarakat setempat sudah terampil membuat seni ukiran. 

Selain wisata bukit batu, pada wisatawan juga dapat menikmati kuliner khas seperti Kopi Kawa Daun, yang juga memiliki cerita sejarah. 

Kopi Kawa daun lahir disaat masyarakat setempat dijajah Belanda dan dipaksa harus menanam kopi tanpa dapat menikmati biji kopi itu sendiri. 

Karena tak kehilangan akal, masyarakat setempat lantas mencoba membuat seduhan daun kopi seperti olahan pada daun teh. Dan alhasil, Kopi Kawa hingga saat ini tenar dan banyak diminati pecinta kopi.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya