Mitsubishi Pede Mampu Jual 60 Ribu Truk di 2015

Parade Truk Baru di IIMS 2014
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id -
Wapres Imbau Produsen Otomotif Manfaatkan Tax Amnesty
Tak hanya kendaraan penumpang atau
passanger
JK Bangga Penjualan Mobil Capai Satu Juta Unit per Tahun
, penjualan kendaaraan komersil atau niaga juga mengalami penurunan. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan secara retail sales selama 2014 hanya mencapai 120.305 unit, turun 16,9 persen dibandingkan 2013.
Tips Sukses Bisnis Pencucian Mobil dan Motor

Kendati demikian, PT Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) selaku agen pemegang merek kendaraan Mitsubishi di Indonesia mengklaim di 2014 pangsa pasar Mitsubishi mengalami kenaikan dengan menguasai pasar 46,8 persen secara nasional.


Menurut Rizwan Alamsjah, Executive Marketing Director KTB penurunan sektor kendaraan komersil di 2014 lantaran banyaknya terjadi berbagai polemik mulai dari di sektor pertambangan, pemilihan umum, ekonomi global melemah, penurunan nilai rupiah, hingga kenaikan bahan bakar minyak bersubsidi.


Imbasnya, kata Rizwan, para pebisnis yang menggunakan kendaraan komersil menunda dan membatasi pembelian kendaraan.


"Tapi, hal ini memperkuat posisi truk Mitsubishi sebagai market leader selama 44 tahun. Dan Market Share kami meningkat selama tiga tahun berturut-turut," klaim Rizwan saat media gathering di kantor pusat PT KTB, di Pulo Mas, Jakarta, Jumat 8 Februari 2015.


Pada 2014, secara retail, perusahaan berlambang bintang Mercy ini tercatat setidaknya telah menjual 56.270 unit, di mana penjualan paling banyak dicatatkan model Colt Diesel yang termasuk dalam segmen
light duty truck
yakni mencapai 51.996.


Sementara untuk model medium
duty truck,
datang dari Fuso yang memperoleh sebanyak 4.628 unit atau sebesar 22,1 persen.


Sedangkan untuk tahun ini, Presiden Director PT KTB, Noboru Tsuji menyatakan bahwa Mitsubishi menargetkan 60 ribu unit dengan perolehan sebanyak 50 persen pangsa pasar.


"Berdasarkan kondisi ekonomi makro, diprediksi tidak banyak berubah dari tahun lalu. Kami masih optimis masih memiliki peluang besar, karena pertumbuhan ekonomi ditargetkan lebih dari lima persen tahun ini," kata Noboru.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya