Eropa dalam Bahaya karena Ciptakan 'Generasi Yang Hilang'

Pemuda pencari suaka di Yunani: Sebagian besar kesulitan berintegrasi dan dapat menjadi tunawisma. - Getty Images
Sumber :
  • bbc

Eropa dalam bahaya karena akan menciptakan "generasi yang hilang" dengan adanya para pengungsi berusia muda, demikian dikatakan Badan Hak Asasi Uni Eropa (FRA).

Anak-anak muda berumur 16 sampai 24 tahun melarikan diri dari perang dan persekusi di negara asalnya, dan kini menghadapi masalah besar dalam mengintegrasikan diri di tempat tinggalnya sekarang.

FRA mendesak negara-negara anggota untuk mempercepat proses pemberian suaka, menyederhanakan reunifikasi keluarga dan meningkatkan fasilitas perumahan.

Dari tahun 2015 sampai 2018, terdapat hampir dua juta orang yang mendapatkan suaka di Uni Eropa.

FRA melakukan wawancara dengan para pengungsi dan staf lapangan di Austria, Prancis, Jerman, Yunani, Italia dan Swedia.

Mereka lalu menerbitkan laporan pada hari Selasa (19/11) yang menggarisbawahi "hambatan serius" yang dihadapi para pemuda pemohon suaka di Uni Eropa.

FRA mendesak berbagai negara anggota untuk menerapkan "investasi cerdas" guna membantu keberhasilan pembauran.

"Laporan ini bertujuan untuk menyumbang pemikiran guna mencapai tujuan ini, sehingga memastikan agar kehilangan generasi tidak terjadi," demikian isi laporan.


FRA menyatakan seharusnya lebih mudah dan murah untuk mendapatkan suaka. - Getty Images

Salah satu masalah yang dikemukan adalah anak-anak muda ini menjadi tunawisma dan terpaksa bergelandangan di jalan-jalan pada saat permintaan suaka sedang diproses.

Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Selain itu juga diperlukan perbaikan bantuan perawatan kesehatan jiwa bagi pengungsi muda yang mengalami trauma, serta pendidikan kata FRA.

FRA mendesak negara-negara EU untuk mengatasi masalah-masalah seperti:

Laporan FRA juga menggarisbawahi sejumlah inisiatif kebijakan setempat yang baik dan mendesak negara EU untuk saling belajar, serta memberikan kesempatan yang memadai agar pengungsi muda dapat hidup.

Sejumlah inisiatif yang disebut FRA adalah:

Lebih dari dua setengah juta orang meminta perlindungan internasional di Uni Eropa pada tahun 2015 dan 2016, menurut badan statistik Eropa, Eurostat.

Sejak saat itu jumlah orang pencari suaka menurun, dengan angka terakhir tahun 2018 hampir 650.000 pemohon.

Sebagian besar pencari suaka berasal dari negara-negara di Timur Tengah, Afrika atau Asia Selatan.

Banyak pengungsi akhirnya mencapai Jerman, Swedia, Prancis dan Austria. Sementara yang lainnya tetap berada di negara, tempat pertama mereka menginjakkan kaki, yaitu Italia dan Yunani.