Sampah Terus Menggunung di Kediri

Sumber :

SURABAYA POST -- Sampah semakin menggunung di Kota Kediri, dan sampai saat ini belum ada penanganan maksimal dari Pemkot Kediri. Ini membuat Komisi C DPRD Kota Kediri mendesak segera dicarikan solusi, apakah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Klotok itu diolah atau dimusnahkan sehingga tidak mengganggu masyarakat.

Anggota Komisi C DPRD Kota Kediri, Yudi Ayubkhan, Kamis (11/2), menegaskan perlunya solusi. “Apakah diadakan mesin pengolah sampah atau lainnya sehingga tidak berakibat polusi,” ujarnya.

Dia melihat, ada beberapa wacana di antaranya membuka lahan baru dua hektare atau membeli mesin penghancur sampah senilai Rp 50 miliar. Menurut Ayub, sapaan akrab Yudi Ayubkhan, perluasan lahan TPA di Kelurahan Pojok tidak akan memberikan solusi terhadap permasalahan sampah. Dalam satu atau dua tahun memang membantu, tetapi dalam jangka panjang tidak efektif.

“Kalau terus butuh lahan tanpa ada penanganan, beberapa tahun lagi lahan itu akan penuh dan butuh lahan lagi. Karena itu jangan memikirkan pembukaan lahan baru ,tapi cara menangani sampah,” kata Ayub.

Ayub mendukung pengadaan mesin pengolah sampah meski harganya mahal. “Kalau bisa menyelesaikan masalah, kenapa tidak?” ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemkot Kediri memperluas lahan TPA dari dua hektare menjadi empat hektare. Perluasan lahan tersebut bertujuan mengatasi volume penumpukan sampah di TPA yang sudah over load.

Sementara itu Asisten Administrasi Pembangunan Budi Siswantoro lebih condong melakukan perluasan lahan dan membuka jalur untuk area masuk ke areal pembuangan karena lahan itu terpisah sungai. “Untuk membuka lahan TPA, anggarannya mungkin akan dilewatkan PAK nanti,” ujarnya.

Untuk pembukaan lahan baru, kata Budi dibutuhkan beberapa fasilitas seperti pembangunan jembatan dan juga pagar. “Kami perkirakan untuk pembangunan jembatan dan pagar akan membutuhkan dana sekitar Rp 1,3 miliar,” ujarnya.

Ketika disinggung terkait pengadaan mesin penghancur, mantan Kepala Plt Dinas Pekerjaan Umum (DPU) ini mengatakan, cukup mahal. “APBD belum mampu membeli mesin sampah,” jelasnya.

Laporan: Arif Kurniawan