Menjawab Perdebatan Seputar Imunisasi

Bayi kembar
Sumber :
  • inmagine

VIVAnews - Setiap orangtua pasti ingin anak-anaknya tumbuh sehat, tidak sakit dan cacat. Memberikan imunisasi saat usia bayi dan balita menjadi penting untuk memberi perlindungan anak dari kuman dan virus penyebab penyakit.

Namun, mitos yang berkembang seputar imunisasi seringkali menjadi penghambat.

“Ada banyak anggapan, memberikan ASI pada bayi setelah imunisasi tidak boleh. Masih banyak lagi anggapan yang kemudian membuat para ibu takut memberikan imunisasi pada anak," kata Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr Soedjatmiko, SpA(K), Msi dalam Journalist Class Pfizer "Hak Anak Untuk Sehat dan Cerdas", di Wisma GKBI, Sudirman, Jakarta, Rabu, 30 Juni 2010.

Agar tak salah memahami tentang bagaimana sebaiknya imunisasi diberikan pada bayi dan balita, berikut hal penting yang harus dipahami sebelum imunisasi:

1. Untuk bayi prematur, imunisasi atau vaksin harus diberikan sesuai jadwal, mulai usia dua bulan.

2. Saat bayi sedang batuk atau pilek, bolehkah diimunisasi? Boleh, asal bayi tidak demam dan tidak rewel. Jika bayi sangat rewel, lebih baik tunda imunisasi 1-2 minggu.

3. Bolehkah imunisasi dibarengi dengan mengonsumsi obat penurun panas atau pengurang nyeri? Boleh, bahkan setelah imunisasi bayi juga boleh mengonsumsi obat penurun panas atau penghilang nyeri.

4. Sedang minum obat antibiotik, bolehkah diberikan imunisasi? Boleh.

5. Minum prednison dosis tinggi? Lebih baik tunda imunisasi 2-12 minggu.

6. Sering inhalasi steroid (anak asma)? Boleh.

“Jangan takut memberikan vaksin dan imunisasi pada anak karena program ini sudah dirancang oleh sekelompok ahli melalui penelitian 10-15 tahun dan telah diuji, diawasi oleh WHO serta telah melalui ijin resmi dari BPOM,” kata Soedjatmiko yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis anak.