Indeks Dow Turun, S&P 500 dan Nasdaq Naik

Sumber :

VIVAnews - Indeks harga saham di bursa Wall Street ditutup beragam di akhir perdagangan Selasa sore waktu New York (Rabu pagi WIB). Indeks saham industri Dow Jones turun, sedangkan indeks lain ditutup menguat.

Para investor masih khawatir atas efek lemahnya kondisi ekonomi global bagi tingkat pendapatan korporasi. Itulah sebabnya indeks Dow turun setelah harga saham beberapa perusahaan yang menjadi pemain utama indeks blue chip tersebut, yaitu Alcoa, General Electric, Bank of America, dan Citigroup, anjlok. Indeks Dow turun  25,41 poin (0,30 persen) ke posisi 8.448,56.

Citigroup Inc. dan Morgan Stanley, kemarin mengumumkan kesepakatan untuk menyatukan unit sekuritas mereka karena Citi sedang berupaya mengumpulkan dana tunai. Namun, kesepakatan tersebut diresmikan setelah transaksi di bursa saham usai sehingga belum terlihat dampaknya.

Sedangkan indeks saham selain Dow menguat. Indeks Standard & Poor 500 meningkat 1,53 poin (0,18 persen) ke level  871,79, sedangkan indeks gabungan Nasdaq menguat 7,67 poin (0,50 persen) ke posisi 1.546,46. Indeks saham perusahaan-perusahaan kecil Russell 2000 meraih 4,99 poin (1,06 persen) ke level 473,79.

Beberapa ekonom mengatakan bahwa investor terlampau cepat mengambil kesimpulan dengan mengira bahwa kondisi ekonomi akan sampai pada titik terburuk pada suatu waktu di tahun ini, kemudian akan menunjukkan tanda-tanda membaik mungkin di akhir 2009.

"Resesi ini tidak seperti yang dilihat orang," kata Robert B. MacIntosh, ekonom kepala di Eaton Vance Corp. Bahkan dengan upaya keras pemerintah untuk membangkitkan ekonomi, proses perbaikannya tetap akan sulit.

Direktur bank sentral Federal Reserve, Ben Bernanke, kemarin mengatakan bahwa paket stimulus ekonomi yang sedang diupayakan oleh presiden terpilih Barack Obama dan Kongres akan mengangkat dan menyelamatkan ekonomi yang sedang tenggelam.

Dalam pidatonya di London, Inggris, Bernanke juga mengatakan jaminan dan suntikan modal akan dibutuhkan untuk menstabilkan pasar finansial dan mendorong pinjaman. Obama sedang mendesak dikeluarkannya paket stimulus ekonomi (yang mencakup pemotongan pajak besar-besaran), yang diperkirakan akan bernilai US$ 800 miliar. (AP)