Korban Masih Hidup Saat Tercebur ke Laut

Sumber :

VIVAnews - Jenazah Anak Agung Gede Prabangsa (40) ditemukan tewas mengambang di Selat Lombok, Senin 16 Februari 2009. Untuk mengetahui penyebab kematian, jenazah dibawa ke Rumah Sakit Sanglah untuk dilakukan otopsi.

Menurut dr Dudut Rustyadi SpF yang memimpin otopsi, ditemukan kekerasan benda tumpul di bagian kepala, wajah, dan lengan tangan kanan hingga menyebabkan tulang patah. "Dari otopsi, yang paling fatal hingga menyebabkan kematian adalah luka terbuka di bagian kepala," jelas Dudut usai melakukan otopsi, Senin 16 Februari 2009.

Di bagian wajah, tambah dia, ditemukan ada luka memar. Sedangkan hilangnya telinga kanan dan dua bola matanya dinyatakan bukan karena diambil paksa, tetapi proses setelah kematian.

Saat tercebur ke laut, korban diperkirakan masih bernapas atau hidup. "Hal ini ditemukan ada benda asing yang masuk dan ditemukan di bagian paru-paru," jelas Dudut.

Namun, Dudut tak mau buka suara ketika ditanya kapan tepatnya Prabangsa meninggal dunia. "Ini bisa dipakai untuk alibi pelakunya. Semua hasilnya kita berikan ke kepolisian untuk menindaklanjuti. Maaf saya tidak bisa jelaskan lebih banyak," kata dia.

Usai diotopsi, jenazah Prabangsa langsung dikubur di kampung halamannya di Banjar Pande, Jalan Nusantara Gang I, Bangli. Prabangsa meninggalkan satu istri bernama Sagung Mas Prihantini dan dua anak.

Prabangsa ditemukan tewas mengambang di Selat Lombok, Senin 16 Februari 2009. Prabangsa ditemukan oleh seorang nelayan yang kebetulan melintas.

Saat ditemukan, kondisi Prabangsa mengenaskan dengan kedua mata hilang, kondisi kepala remuk, badannya membengkak, tangan kiri patah, dan menimbulkan bau tak sedap. Identitas korban diketahui dari KTP dan STNK milik korban.

Laporan : Wima Saraswati|Bali