Ekspor Gas Tangguh Diminta Distop

Proyek LNG Tangguh
Sumber :
  • tender-indonesia.com

VIVAnews - Anggota Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat Bobby Rizaldi meminta pemerintah mengalihkan pasokan gas dari Lapangan Tangguh, Papua, untuk pasokan domestik. Sebelumnya alokasi gas ini diekspor ke Amerika Serikat melalui Sempra Energy. "Segera hentikan negosiasi kontrak ekspor ke Jepang," kata dia Rabu, 31 Oktober 2012.

Dia mengatakan, pemerintah harus betul-betul memprioritaskan pasokan gas ke dalam negeri. Sebab proyek Tangguh train 1 dan 2 belum ada yang dialokasikan sebagai kewajiban pasok ke dalam negeri (DMO).

Menurut dia, pengalokasian gas ke dalam negeri akan memberikan dampak berantai (multiplier effect) yang lebih besar dibandingkan ekspor.

Pemerintah berencana mengekspor LNG Tangguh eks Sempra Energy ke pembeli Jepang yakni Kansai Electric, Kyushu Electric, dan Tepco mulai 2013 hingga 2035 dengan volume bervariasi mulai 16 kargo per tahun per perusahaan.

Bobby juga mengatakan pemerintah bisa mengalokasikan tidak hanya sebagian, tapi seluruh gas Sempra ke dalam negeri, karena proyek Tangguh sudah balik modal. "Gas Sempra dijual dengan harga 3 dolar AS per MMBTU saja, produsen sudah untung," ujarnya.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto juga mengharapkan pemerintah mengalokasikan seluruh gas Tangguh eks ekspor Sempra untuk domestik. "Ini sudah tidak bisa dinegosiasikan lagi," katanya.

Saat ini, infrastruktur penerima LNG di dalam negeri memang belum siap. Pri mengatakan, jika domestik belum siap menerima, maka untuk sementara gas Sempra boleh diekspor, namun harus untuk sewaktu-waktu saja. "Tak boleh ada kontrak ekspor dalam jangka panjang."

Sebelumnya, kepada media, Wakil Menteri Energi Rudi Rubiandini mengaku tidak mengetahui adanya rencana ekspor gas Sempra ke Jepang. Namun, ia menjanjikan gas Sempra akan dialokasikan ke domestik. "Gas Sempra sudah pasti buat nasional. Saat ini, sedang proses B to B," katanya.

Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R Priyono juga mengatakan jatah Sempra akan diutamakan ke dalam negeri, sepanjang fasilitas penerimanya siap. Pemerintah akan mengalihkan 90 persen atau sekitar tiga juta ton LNG per tahun yang sebelumnya diekspor ke Sempra.