Pertama Kali, Bayi Mengidap HIV Bisa Sembuh

Virus HIV tengah menempel pada sel
Sumber :
  • io9
VIVAnews - Virus HIV, atau human immunodeficiency virus,
memang menjadi momok mematikan bagi tubuh manusia. Infeksi virus ini menyerang sistem imunitas pada tubuh seseorang.

Namun, dokter di Amerika Serikat mengumumkan untuk pertama kalinya, seorang balita yang sejak lahir sudah mengidap HIV telah secara fungsional sembuh dari infeksi mematikan ini.


Deborah Persaud, profesor penyakit menular pada Johns Hopkins Children Center, dan Katherine Luzuriaga, profesor pediatri dan kedokteran molekuler di University of Massachusetts Medical School, AS, menyajikan studi kasus balita tersebut pada Konferensi Retrovirus dan Infeksi Oportunistik di Atlanta, AS, akhir pekan lalu.


Pada Juli 2010, bayi lahir secara prematur di Mississippi dari seorang ibu yang mengidap HIV positif, yang tidak memakan obat antiretroviral ataupun perawatan kehamilan.


Di usianya yang ke 30 jam, bayi tersebut menerima perawatan
antiretroviral (ARV)
, merupakan pengobatan untuk pencegahan penularan HIV, dan mengulangi terapi serupa hingga 18 bulan ke depan. Ketika itu, hasil tes darah masih mengindikasikan bahwa sang bayi masih terinfeksi HIV, setidaknya sampai tiga minggu pertama.


Setelah tiga minggu, tes darah masih menunjukkan adanya HIV. Bahkan, virus bayi tersebut mencapai 50 eksemplar HIV per milimeter darah setelah sebulan perawatan.


Anehnya, diamati dari seluruh sampel darah bayi tersebut, tampak kadar HIV di dalam darahnya berkurang secara perlahan-lahan. Pada ujicoba terakhir, sampel darah menunjukkan level HIV tidak dapat terdeteksi di 20 eksemplar per milimeter.


Balita berusia dua tahun yang pada awalnya diobati dengan obat
antiretriviral
kini tak terdeteksi lagi memiliki inveksi HIV, meski balita ini tidak diobati selama 10 bulan.


"Kasus ini menunjukkan bahwa pemberian terapi ARV pada hari-hari pertama bayi yang terinfeksi HIV melalui persalinan, mampu mencegah HIV berkembang atau bersembunyi dalam tubuh mereka," jelas Persaud dalam sebuah pernyataan.


Menurut Anthony S Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, penelitian tersebut telah memungkinkan para dokter mampu mencegah penularan HIV dari ibu ke anak.


"Kita tidak hanya memiliki hasil positif bagi balita tersebut, tapi juga petunjuk yang menjanjikan bagi ilmu kedokteran untuk penelitian lanjutan menuju penyembuhan anak-anak lain yang lebih besar," ujar Fauci.


Kini, para ahli mengkaji penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah pengalaman balita tersebut dapat direplikasi dalam uji klinis anak lain yang terkena virus HIV. (asp)