Hindari Disadap, Anggota DPR Tak Pakai Email untuk Kirim Pesan
Kamis, 7 November 2013 - 09:48 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVAnews
– Isu penyadapan terhadap Indonesia oleh Amerika Serikat dan Australia menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat RI. Banyak anggota DPR yang sejak awal menjabat, sadar akan risiko disadap. Oleh sebab itu mereka melakukan sejumlah cara untuk menghindar dari aksi penyadapan.
Salah satu caranya adalah tak menggunakan fasilitas layanan email dari Google yakni Gmail dan Yahoo! yakni Ymail untuk mengirim data penting. Para anggota Dewan berpendapat, email merupakan teknologi yang amat memudahkan pekerjaan, tapi sekaligus rawan disadap. Dengan demikian mereka memilah-milah pesan apa yang bisa dikirim lewat email, dan mana yang tidak.
Baca Juga :
Email untuk anggota DPR sesungguhnya disediakan via dpr.go.id, namun fasilitas itupun tak digunakan oleh mereka. Bambang mengatakan tak tahu persis langkah Sekretariat Jenderal DPR untuk mengamankan data di DPR. Oleh sebab itu ia memilih cara manual.
Cara konvensional itu juga dipakai oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. “Untungnya saya ini orang yang gagap teknologi. Sampai sekarang saya masih mengandalkan kertas, pulpen, amplop, dan prangko. Lamban tapi lebih aman,
Insya Allah
,” kata dia.
Penyadapan terhadap Indonesia oleh AS dan Australia diungkapkan oleh mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional AS (NSA) Edward Snowden, dan dilansir
Sydney Morning Herald
(SMH) pekan lalu. SMH menyebut ada pos penyadapan di dalam gedung Kedutaan AS dan Australia di Jakarta.
Sementara harian Inggris
The Guardian
menulis bahwa Badan Intelijen Australia sudah menyadap Indonesia sejak tahun 2007 ketika RI menjadi tuan rumah Konferensi Perubahan Iklim PBB di Nusa Dua, Bali. Namun aksi penyadapan itu dianggap gagal meski sudah menghabiskan biaya dan waktu. (eh)