Dari Kelelawar Hasilkan Omzet Puluhan Juta

Bubuk kopi.
Sumber :

VIVA.co.id - Mendengar namanya mungkin tak sedikit yang merasa aneh, namun banyak juga ternyata yang menyukainya karena keunikan dari minuman ini. Berasal dari bekas makanan kelelawar, kemudian diproses menjadi kopi yang bercita rasa tinggi

Di Dusun Talang Genteng, Kecamatan Pagar Alam Utara, Sumatera Selatan, kopi kelelawar ditemukan. Para penikmat kopi dapat merasakan sensasi dari minuman tersebut di kaki Gunung Dempo.

Tini, pemilik usaha , mengaku bahwa setiap pagi selalu membiasakan untuk mengumpulkan biji kopi bekas makanan kelelawar yang banyak di bawah batang kopi maupun di bawah pohon pisang sekitar area kebun.

Biji kopi itu pun dikumpulkannya dan yang masih kotor dibawa pulang untuk ditampi. Hingga semua kotoran berupa tanah dan dedaunan menjadi bersih lalu direndam.

"Setelah bersih, kemudian saya jemur selama tujuh hari agar biji kopi benar-benar kering. Setelah itu, digongseng selama 1,5 jam agar memperoleh hasil yang bagus serta aroma kopi yang wangi," ujarnya di Talang Genteng, Kecamatan Pagar Alam, Sumatera Selatan, Jumat 6 Maret 2015.

Dia pun menyampaikan bahwa proses berikutnya setelah menggongseng adalah ditumbuk menggunakan lesung secara manual. Tujuannya agar menghasilkan bubuk kopi yang khas.

 "Awalnya saya bersama keluarga membuat usaha kopi luwak atau kopi musang. Namun, sejak dua tahun lalu, dia mencoba memanfaatkan biji kopi bekas makanan kelelawar yang banyak di bawah pohon kopi serta pohon pisang di kebun miliknya," ungkapnya.

Menurut dia, binatang kelelawar dikenal sebagai pemakan buah-buahan, termasuk buah kopi ini cukup banyak ditemukan di kawasan Gunung Dempo. Bahkan, kelelawar juga dikenal sebagai pemilih biji kopi unggulan.

"Dikatakan unggulan, karena biatang tersebut hanya memakan biji kopi yang berkualitas tinggi dan yang sudah masak. Sehingga kopi yang dihasilkannya juga berkualitas unggul," terangnya.

Untuk pangsa pasar, Tini beserta keluarganya, menjual bubuk kopi kelelawar ini di rumah para pemilik toko maupun mini market. Harga bubuk kopi yang sudah dikemas ini cukup fantastis, yakni Rp100 ribu per kilogramnya.

Pemilik usaha kopi kelelawar pertama di Kota Pagar Alam ini mengaku, bisa memperoleh omzet penjualan sebesar Rp10 juta per minggu. Di saat musim liburan, bisa lebih besar lagi omzetnya karena banyak wisatawan yang berkunjung ke kotanya untuk membeli bubuk kopi kelelawar.

"Warga Pagar Alam sendiri menyakini bahwa bubuk kopi kelelawar bisa menyembuhkan penyakit sesak nafas atau asma. Meski memang belum ada penelitian ilmiahnya," tambah Tini.

Irwansyah/Pagar Alam

![vivamore="Baca Juga :"]

[/vivamore]