Mengenal Tradisi Serapungan Masyarakat Sungai Musi
Rabu, 16 Desember 2015 - 18:45 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/ Rintan Puspitasari
VIVA.co.id
- Jika bicara tentang Sumatera Selatan, daerah ini tidak lepas dari nama besar Sungai Musi. Sungai ini masih menyandang predikat sungai terpanjang di Pulau Sumatra, yaitu sekitar 750 kilometer.
Warga yang tinggal di sepanjang sungai Musi pun telah lama terbiasa hidup berdampingan dengan air sungai. Salah satu tradisi yang sudah ada sejak dahulu dan masih dilestarikan hingga kini adalah serapungan.
Alat yang digunakan untuk melakukan serapungan, cukup sederhana, hanya terbuat dari dua buah batang bambu yang diikat dengan tali atau rotan.
"Panjang bambunya 3 meter, bambu diambil direndam selama satu bulan, kemudian dikupas agar tidak licin," jelas salah seorang peserta lomba serapungan, Ali.
Pria 23 tahun ini juga menjelaskan bambu yang digunakan harus berusia tiga bulan, bambu tersebut direndam agar bisa mengapung. Tidak diperlukan persyaratan khusus untuk melakukan olahraga ini, yang pasti harus bisa renang dan dalam kondisi fit tegasnya.
Ali yang biasanya mendapat juara hiburan selama lomba ini mengatakan bahwa sejak kecil dia terbiasa main serapungan, begitupun anak lainnya di desanya.
Kalau ingin menikmati serapungan tapi tidak mahir berenang, tenang, masih ada cara lain. Serapungan santai namanya, yang satu ini berbeda dengan serapungan. Alat yang digunakan adalah ban, bisa dirangkai bisa juga satu ban. Ban yang dirangkai bisa muat hingga delapan orang di atasnya. Namun pastikan salah satu dari 8 orang yang naik ban bisa berenang jelas Ali.