Para Lurah Tolak Sri Sultan Jadi Presiden

Sumber :

VIVAnews – Sebagian paguyuban masyarakat Yogya memilih mempertahankan keistimewaan daerah, daripada ikut memenangkan Sri Sultan Hemengku Buwono X menjadi presiden. Paguyuban-paguyuban, umumnya tidak mau dimanfaatkan partai politik.

Ketua Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa Yogyakarta (Ismoyo), Mulyadi, Selasa 4 November, tidak tertarik keputusan Sri Sultan mencalonkan diri sebagai presiden. Pencalonan itu, kata Mulyadi kepada VIVAnews, pilihan hak Sri Sultan sendiri. Paguyuban-paguyuban tidak ikut campur.

“Kami tidak mau ditunggangi partai atau golongan,” kata Mulyadi yang sudah menjabat selama 27 tahun sebagai Kepala Desa Sidomulyo, Godean, Yogya.

Mulyadi tidak mendukung pencalonan Sri Sultan, tapi tetap menghargainya. Karena itu, para kepala desa dan perangkat desa Yogyakarta tidak menganjurkan warga memilih golongan putih pada Pemilihan Presiden 2009.

Paguyuban, sesungguhnya tidak menghendaki Sri Sultan menerima tawaran menjadi calon presiden. Mereka berharap Sri Sultan memperjuangkan keistimewaan daerah Yogya bersama rakyat. Tapi, yang terjadi justru Sri Sultan mendeklarasikan diri sebagai kandidat presiden Partai Republik Nusantara.

Paguyuban Ismoyo merupakan salah satu perkumpulan masyarakat terbesar di Yogya. Anggota tersebar di Sleman yang terdiri 86 kepala desa, meliputi 1.212 kepala dukuh. Di Bantul terdiri 75 kepala desa, meliputi 955 kepala dukuh. Di Gunung Kidul terdiri 144 kepala desa meliputi 1.431 kepala dukuh. Kulonprogo terdiri 88 kepala desa, meliputi 965 kepala dukuh. Data itu belum termasuk para carik.

Anggota paguyuban itu juga tersebar disejumlah elemen masyarakat, di antaranya Paguyuban Tukang Becak, Pedagang Kaki Lima, Paguyuban Pedagang Pasar, Paguyuban Onggo Dento, Paguyuban Warakawuri, Payuyuban Ternak, Paguyuban Warga Yogya di Jakarta.