Di Vatikan, Ketua MPR Bahas Kerukunan Antar Bangsa dan Agama
VIVA.co.id – Ketua MPR RI Dr. ( HC ) Zulkifli Hasan, S.E., M.M dengan didampingi perwakilan fraksi dan kelompok DPD di MPR RI yakni, Ir. Alimin Abdullah, Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional, H. Abdul Kadir Karding, S.Pi, M.Si., Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Prof. Dr. John Pieris, S.H., M.S., Ketua Kelompok DPD, Mulfachri Harahap, S.H., Wakil Ketua Komisi III DPR RI danMa’ruf Cahyono, S.H. M.H., Sekretaris Jenderal MPR RI, melakukan kunjungan resmi ke negara Takhta Suci Vatikan, Selasa 26 April 2016.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkuat upaya Indonesia dan Vatikan dalam mempromosikan dialog antar umat beragama (interfaith dialogue). Dalam kunjungan yang juga disertai Dubes RI untuk Takhta Suci, A Agus Sriyono, delegasi MPR RI diterima oleh Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama Kardinal Jean-Louis Tauran.
Mengawali pertemuan, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengungkapkan dan memaparkan seputar kehidupan serta kerukunan antar umat beragama di Indonesia yang dilandasi prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Kepada Kardinal Tauran, Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia cukup berhasil mempertahankan kerukunan antar umat beragama sampai saat ini, meskipun masih ada ‘riak-riak intoleransi’.
Sebagai indikator, lanjut Zulkifli, pemilihan ataupun penunjukan pejabat publik di Indonesia tidak memprasyaratkan latar belakang agama seseorang.Hal ini disebabkan konstitusi Indonesia menjamin adanya persamaan hak dan kewajiban semua warga negara Indonesia di hadapan hukum dan pemerintahan.
Zulkifli Hasan juga menegaskan, keberagaman bangsa Indonesia merupakan kekuatan. Pernyataan Ketua MPR ini mendapatkan apresiasi spontan dari Kardinal Tauran. Kardinal Tauran melihat, ternyata Pancasila merupakan kaidah fundamental bagi kehidupan beragama di Indonesia.
Pancasila juga disebut sebagai kunci untuk mempertahankan kerukunan antar umat beragama. Dengan demikian, Pancasila patut menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia karena fundamental values yang terkandung di dalamnya diakui secara universal. Pancasila, menurut Kardinal Tauran, sudah menjadi modalitas yang kuat bagi Indonesia
Isu lain yang mengemuka dalam pertemuan tersebut adalah terkait dengan penyelenggaraan kegiatan interfaith dialogue di Indonesia dengan melibatkan Vatikan.
Kardinal Tauran menanggapi bahwa aktivitas dialog dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya dialogue of life yakni melalui penanaman nilai-nilai kerukunan sejak dini dalam keluarga dan dialogue of action yakni melalui bantuan kemanusiaan. Dialog sesungguhnya memang perlu dikembangkan pada tingkat akar rumput dan para elit politik perlu lebih mendengarkan aspirasi masyarakat.
Kardinal Tauran juga menggarisbawahi perlunya pendidikan sejarah dan moral guna menanamkan nilai-nilai toleransi dan persaudaraan. Intinya, dialog perlu difokuskan pada masyarakat bawah dan menyentuh kebutuhan mereka. Agama dalam hal ini perlu dipahami sebagai bagian dari solusi dan bukan bagian dari persoalan.
Kunjungan Ketua MPR RI mendapatkan apresiasi penuh Kardinal Tauran. Ketua MPR RI juga mengapresiasi Kardinal Tauran yang ternyata cukup luas wawasannya mengenai Indonesia bahkan mengenai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia. (webtorial)