Tes Darah Bisa Deteksi Gegar Otak

Tes darah penderita diabetes.
Sumber :
  • REUTERS/Lucy Nicholson

VIVA.co.id – Para ilmuwan dari Children's Health Research Institute (London), Lawson Health Research Institute (London), dan Western University (Kanada) mengumumkan tes darah mendeteksi apakah seseorang menderita cedera atau gegar otak. 

Temuan itu diklaim sebagai terobosan, sebab selama ini, untuk mengetahui gangguan pada otak, hanya bisa dilakukan dengan computerized tomography atau CT Scan. Sementara itu, untuk menjalani uji CT Scan, pasien harus merogoh kocek yang jumlahnya tak sedikit. 

Temuan tim peneliti itu mengatakan, studi mereka tentang deteksi gegar otak melalui tes darah diklaim berhasil. Salah seorang peneliti, Douglas Fraser, menyatakan, tes darah dapat secara akurat mendiagnosis gegar otak menggunakan bentuk profil darah yang dikenal sebagai metabolomik.

Dalam pengujiannya, tim peneliti mengecek darah yang diambil dari seorang yang telah mendapatkan pukulan mendadak di kepalanya. Dengan insiden tersebut, kemungkinan  seseorang bisa terkena risiko gegar otak. Fraser mengatakan, darah hanya bisa dideteksi selama 72 jam dari kejadian. 

Kemudian, para ilmuwan mengukur panel metabolit. Panel metabolit merupakan molekul kecil yang merupakan produk dari metabolisme tubuh. Di dalam darah panel ini akan mencari pola berbeda yang menunjukkan gegar otak telah terjadi.

"Kami melihat semua metabolit pada gegar otak pasien remaja laki-laki dan pada pasien remaja non gegar otak laki-laki, ternyata spektrumnya benar-benar berbeda," kata Fraser. 

Peneliti mengklaim, tingkat akurasi diagnosis gegar otak melalui tes darah lebih dari 90 persen. Fraser menuturkan, dengan tes darah, biayanya pun setara dengan metode yang selama ini medis gunakan. Dia dan rekan-rekannya menyatakan, tes darah untuk diagnosis gegar otak ini bisa digunakan oleh para dokter di rumah sakit.