Cabai Naik, BI Sulsel Prediksi Terjadi Inflasi pada Januari

Harga cabai meroket hingga Rp180 ribu per kg.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhammad Yasir

VIVA.co.id – Kepala Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Wiwiek Sisto memprediksi akan terjadi inflasi di angka 0,5-0,9 persen, di Sulsel. Penyebabnya, karena terjadi kenaikan harga pada kelompok volatile food, atau bahan pangan yang berfluktuatif.

Wiwiek menjelaskan, inflasi tersebut dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti gagal panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional. Salah satunya, minimnya pasokan hasil panen cabai ke pedagang yang ada di pasar.

"Selain karena cuaca yang buruk yang mengakibatkan gagal panen, biasanya awal tahun itu masih musim tanam, sehingga pasokan minim dan mendorong kenaikan harga kelompok volatile food," jelas Wiwiek dalam keterangan persnya, di Kantor BI Sulsel Jalan Jenderal Sudirman Makassar, Rabu 4 Januari 2017.

Selain kelangkaan dan tingginya harga Cabai saat ini, Wiwiek mengatakan inflasi di Sulsel pada Januari ini juga didorong oleh adanya penyesuaian tarif listrik. Sebab, pengaruh nilai tukar dan harga minyak dunia diperkirakan mendorong laju inflasi pada level moderat.

"Penyesuaian tarif listrik yang berlaku pada bulan Januari 2017 pada kisaran dua sampai 11 persen seluruh golongan diperkirakan dapat mendorong inflasi kelompok administered price," ucapnya.

Meski demikian, stok beras Bulog yang diperkirakan masih terjaga dan mampu bertahan hingga Mei 2017 nanti, dapat menjadi downside risk. Apalagi, menurutnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG pada tahun ini telah memprediksi tidak akan ada penguatan fenomena El Nino maupun La Nina. Sehingga, diperkirakan pola tanam dapat kembali normal. (asp)