Penurunan Saham Garuda Masih Wajar

Calon penumpang Garuda Indonesia antre di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id – Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk, mengalami penurunan pada transaksi hari ini, bersamaan dengan beredarnya berita tertangkapnya mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, terkait dugaan skandal suap lintas negara.

Harga saham perusahaan maskapai penebangan pelat merah berkode GIAA itu turun dua poin, atau 0,58 persen di posisi Rp344 per lembar saham di akhir perdagangan sesi pertama siang ini. Indeks harga saham gabungan (IHSG) juga menutup sesi pertama ini terkoreksi di 5.267,65, setelah turun 31,29 poin, atau 0,60 persen dari dibuka pagi tadi melemah di posisi 5.290,56.

Analis First Asia Capital, David N. Setyanto mengatakan, penurunan harga saham Garuda masih dalam tahap yang wajar. Seiring, dengan fluktuasi pasar saham yang sedang bergejolak saat ini.

"Enggak ada pengaruhnya (skandal suap), kecuali kalau anjlok tiga, atau empat persen, baru ada sentimen (negatif)," ujarnya saat dihubungi VIVA.co.id, Jumat 20 Januari 2017.

Sebab, menurutnya, pokok dari permasalahan pada kasus ini adalah oknum personal dan bukan dari segi korporasi. Sebab, kinerja perusahaan saat ini masih terbilang baik.

"Ini kan masalahnya oknumnya, investor harusnya cukup cerdas. Ini kan soal CEO (chief executive officer) ya, bukan korporasi," tambahnya.

Disamping itu, kata David lebih jauh, Emirsyah Satar juga sudah lama tidak menjabat lagi menjadi direktur utama Garuda. Sehingga, hal ini bukan menjadi sentimen terhadap harga saham perseroan. (asp)