BTN Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 20%

Konferensi pers kinerja Bank Tabungan Negara
Sumber :
  • Rommys Binekasri / VIVA.co.id

VIVA.co.id – Perbankan milik Badan Usaha Milik Negera (BUMN) PT Bank Tabungan Negara Tbk  menyatakan, akan menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 20 persen tahun ini dari perolehan di 2016 yang mencapai Rp2,61 triliun.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, pencapaian laba bersih tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit menjadi Rp164,44 triliun atau bertumbuh 18,34 persen (year on year) yang diikuti perbaikan aset menjadi Rp241,16 triliun atau bertumbuh 24,66 persen.

"NPL (kredit bermasalah) BTN pada 2016 juga mengalami penurunan yang sangat tajam, yaitu dari 3,42 persen (gross) di 2015 menjadi 2,84 persen. Ini menurut kami penurunan yang sangat besar selama ini,"  kata Maryono di Jakarta, Senin, 13 Februari 2017.

Ia menjelaskan, sebagai bank terbesar keenam nasional secara aset, pada 2016 lalu BBTN mampu menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp160,19 triliun atau meningkat 25,4 persen (yoy). Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan DPK perbankan di 2016 sebesar 9,5 persen dan pertumbuhan kredit hanya 7,8 persen.

Maryono mengungkapkan, penguatan struktur DPK tersebut juga didukung oleh peningkatan porsi dana murah (CASA) ke level 50,36 persen di Kuartal IV-2016 dari 48,63 persen pada periode yang sama di 2015. 

"CASA BTN tercatat senilai Rp80,68 triliun atau meningkat 29,85 persen dari 2015," tuturnya. Sementara itu, rasio kecukupan modal BTN di akhir 2016 meningkat signifikan dari 16,97 persen di per Desember 2015 menjadi 20.34 persen yang disumbang revaluasi aset pada April 2016.

Maryono meyakini, pada tahun ini BTN akan mampu melanjutkan kinerja positif, lantaran kondisi perekonomian di dalam negeri menunjukkan gejala pemulihan yang semakin positif. Selain itu, tambah dia, kebijakan pemerintah dan regulator jasa keuangan juga mendukung pengembangan sektor properti.

Ditambahkan pada tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 20 persen, sedangkan penyaluran kredit berkisar 21 persen-23 persen dan DPK 2017 diharapkan bertumbuh sekitar 22 persen-24 persen.