Penyebab Harga Daging Sapi di RI Lebih Mahal dari Malaysia

Pedagang daging sapi di pasar tradisional.
Sumber :
  • ANTARA/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan harga daging sapi di Indonesia, yang jauh lebih mahal 40 persen dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura karena praktik kartel yang merajalela dari para importir.

Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Ken Dwijugiasteadi menjabarkan secara rinci, kenapa fenomena itu terjadi. Perusahaan-perusahaan tersebut, membentuk suatu pusat baru untuk menempatkan keuntungan mereka. Ini merupakan modus pertama yang dilakukan.

“Jadi sebenarnya, pemiliknya itu-itu juga,” jelas Ken, dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis 2 Maret 2017. Sementara modus kedua, adalah para pemilik perusahaan juga menempatkan pada satu poin jalur distribusi yang sama.

Ken memandang, banyak yang menggunakan klasifikasi usaha yang tidak sesuai dengan kriteria yang seharusnya. Dalam hal ini, tentu di sektor perdagangan.

“Cluenya perdagangan alat-alat listrik. Contoh, transaksi impor sapi bakalan, jadi fisiknya tetap. Dokumennya lari ke mana-mana. Mulai dari importir, owner, sampai feedloter itu orangnya sama,” tutur dia.

Ken menjelaskan otoritas pajak sejauh ini telah mengendus adanya praktik yang dilakukan para kartel. Terutama, bagi para importir yang selama ini menggunakan praktik tersebut, dan terbukti telah mangkir dari kewajibannya kepada negara dari sisi perpajakan. “Udah ketahuan semua. Ada 82 WP (Wajib Pajak), dan sudah ada cluenya,” tuturnya. (one)