Kawasan Industri Tanah Kuning Potensi Ekonomi di Utara RI

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA.co.id – Kementerian Perindustrian terus mendorong pembangunan kawasan industri, yang diharapkan mampu menjadi sumber perekonomian daerah. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan pada 2017-2020, sebanyak 91 proyek industri dengan total investasi Rp704 triliun bisa terealisasi.

Menurut dia, realisasi investasi industri tersebut dapat diwujudkan oleh pemerintah dengan terus mengembangkan 14 kawasan industri prioritas di luar Pulau Jawa. Dan mengembangkan Kawasan Industri lain yang memiliki potensi ekonomi cukup besar bagi daerah.

"Selain 14 kawasan industri prioritas tersebut, pemerintah juga tengah mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri berpotensi lain, salah satunya adalah Kawasan Industri Tanah Kuning di Provinsi Kalimantan Utara," kata Airlangga di sebuah hotel kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 8 Maret 2017.

Airlangga menjelaskan, ada sejumlah isu strategis yang menjadi motif mengapa kawasan industri sangat tepat dikembangkan di provinsi ini. Menurutnya, Kaltara sendiri memang termasuk ke dalam Wilayah Pengembangan Industri di dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) 2015–2035, dengan pengembangan PLTA sebesar 6.600 Megawatt.

Pengembangan industri di Kaltara mencakup pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning, seperti misalnya dalam hal infrastruktur jalan dan jembatan, pelabuhan laut, serta bandara.

"Kawasan Industri Tanah Kuning telah diusulkan oleh Kementerian Perindustrian dan disetujui menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN)," ujarnya.

Selain itu, Airlangga juga menjelaskan bahwa Kaltara merupakan provinsi baru yang terletak pada lintasan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II), yang merupakan lintasan laut perdagangan internasional dan berada pada kawasan pusat ekonomi dunia masa depan (Pacific Rim).

Di samping itu, Dia juga menyebut bahwa pengembangan kawasan industri di Kaltara dapat dioptimalkan, karena potensi alumina dan bauksit di sana umumnya memang belum dimanfaatkan secara optimal.

Dengan potensi sumber daya alam (SDA) dan ditunjang oleh pembangunan PLTA di Kabupaten Bulungan yang berkapasitas hingga 6.600 megawatt, diharapkan PLTA ini mampu menyediakan energi listrik yang murah dan kompetitif untuk industri, khususnya industri alumina beserta turunannya.

"Pengembangan kawasan industri Tanah Kuning yang memiliki luas hingga 10 ribu hektare, di mana industri inti yang akan dikembangkan di kawasan ini selain hilirisasi industri pengolahan mineral, adalah juga industri pengolahan kelapa sawit, kakao, dan hasil perikanan," kata Airlangga.

"Saya yakin dengan terselenggaranya Forum Investasi Kaltara 2017 ini, akan muncul gagasan-gagasan cemerlang yang konstruktif, aplikatif, dan konkrit untuk pengembangan investasi, khususnya di sektor industri. Diharapkan semua komponen bangsa dapat berkontribusi dalam pembangunan di Provinsi Kaltara tersebut," tambahnya.