Mentan Ingatkan Port of Rotterdam Bangun Kuala Tanjung

Ilustrasi pelabuhan peti kemas di Amerika Serikat.
Sumber :
  • reuters

VIVA.co.id –  Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara tahap I sudah hampir rampung, sejalan dengan itu Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengingatkan para investor tahap II untuk segera menyiapkan skema pembangunan dan investasi yang dibutuhkan.

PT Pelabuhan Indonesia I ditugaskan untuk mendanai pembangunan tahap II berupa pengembangan kawasan industri seluas 3.000 hektare yang ditargetkan selesai 2018, menggandeng Port of Rotterdam sebagai mitra perusahaan patungan (joint venture). Kebutuhan investasi tahap II diperhitungkan sekitar Rp8 triliun. Dalam joint venture itu, Pelindo I bakal memegang 51 persen saham, sedangkan Port of Rotterdam menguasai 49 persen.

Namun, Budi mengungkapkan hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan dari Port of Rotterdam untuk skema pembangunan. Ia mengancam akan mencari investor lain bila perusahaan asal Belanda tidak mulai membangun.

"Kalau enggak ada gerakan sampai Mei, kita akan mencari investor swasta lain. Kita susah mencari, tapi jangan dipermainkan. Saya sudah wanti-wanti dengan pak Bambang (Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana), mereka harus tentukan pilihannya," ujarnya di Kantor Kementerian Perhubungan Jakarta pada Selasa, 11 April 2017.

Padahal sejalan dengan pembangunan tahap II, operasional jasa pemadu laut dalam untuk kapal (layanan penundaan dan pemanduan  kapal) dapat segera diterapkan dengan skema biaya baru yang lebih efisien. Skema
ini sendiri sedang disusun pihaknya, dan akan dilaporkan kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati esok hari.

Penerapan tunda dan tandu yang digencarkan dikatakannya dapat menguntungkan dalam negeri. Ia mencontohkan seperti yang terjadi di Singapura dan Malaysia sejak abad ke-16, pelabuhannya maju karena
difasilitasi efisiensi pelayanan penundaan, dan pemanduan kapal.

"Dia punya kesempatan untuk membujuk kapal-kapal masuk ke Kuala Tanjung dengan pembaruan fasilitas pelayanan penundaan dan pemanduan kapal. Jadi, jangan ngomong  saja, tapi enggak tahu kapan mau bangun.
Kita berharap paling tidak dengan terobosan ini dapat mendatangkan pendapatan Rp1 triliun dalam setahun," tegasnya.