Wow, Orang Indonesia Habiskan Rp155 Triliun Berobat ke LN

Ilustrasi ruangan rumah sakit.
Sumber :
  • Pixabay/ TheShiv76

VIVA.co.id – Satu juta Warga Negara Indonesia dalam satu tahun tercatat menghabiskan Rp155 triliun dana untuk berobat ke luar negeri. Sementara negara tujuan WNI untuk berobat antara lain China, Malaysia, Thailand dan Singapura.

Besarnya nilai berobat tersebut menjadi peluang bagi perusahaan asuransi nasional. Direktur PT Asuransi Cigna Indonesia, Herlin Sutanto mengatakan dari beberapa negara tujuan favorit WNI berobat sebagian besar adalah Singapura.

"Ada sekitar 850 ribu pasien dari negara lain, termasuk Indonesia, datang berobat ke sana setiap tahun. Singapura meraup pendapatan US$3,8 miliar (setara Rp50 triliun) per tahun hanya sektor kesehatan saja," kata Herlin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 25 Juli 2017. 

Kemudian, Thailand memperoleh sekitar US$4,3 miliar (sekitar Rp56,4 triliun) per tahun dari pasien asing yang mencapai 2,5 juta orang. Menurut Herlin, banyak warga Indonesia kelas menengah ke atas yang mencari produk proteksi di negara lain.

Sebab, mereka ingin mendapatkan layanan premium di rumah sakit terkemuka. Maka tak heran, sejumlah negara yang disebut tadi menikmati pemasukan besar dari para pasien asing yang berobat.

“Tahun lalu, biaya perawatan kesehatan meningkat sekitar 15 persen, atau jauh dari angka inflasi yang hanya 5,8 persen. Tak heran kalau biaya kesehatan sangat mahal kalau nasabah tidak melakukan perencanaan yang tepat," ungkap Herlin.

Oleh karena itu, Cigna meluncurkan produk asuransi kesehatan premium, Cigna Global Health Indonesia. Dikatakan premium, lantaran premi yang harus dibayarkan per tahunnya dimulai dari US$1.500 (hampir Rp20 juta).

Herlin mengaku tidak hanya membidik warga Indonesia, baik eksekutif muda maupun usia lanjut, tetapi ekspatriat yang bekerja di Indonesia. “Cigna Global Health tidak hanya bisa dipakai di Indonesia, tetapi di seluruh dunia,” tutur dia.

Selain itu, uang pertanggungan bagi setiap nasabah berbeda-beda. Bagi nasabah yang memilih plan Silver Health mendapatkan sekitar US$1 juta (Rp13,1 miliar) per tahun, Gold Health mendapatkan US$2 juta (Rp26,2 miliar) per tahun, serta Platinum Health sebesar US$ 5 juta (Rp65,5 miliar) per tahun.

"Salah satu fasilitas yang diberikan nontunai, jadi nasabah tidak perlu bawa uang. Nasabah juga punya pilihan rumah sakit mana yang dimau, jadi bukan kami yang menentukan," paparnya.