Mentan: Kejayaan Rempah-rempah RI Harus Dikembalikan
VIVA.co.id – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan, pemerintah Indonesia saat ini fokus untuk mengembalikan kejayaan rempah-rempah Nusantara. Pengembangan potensi setiap daerah menjadi sasarannya.
"Sekarang atas instruksi Bapak Presiden (Joko Widodo) kita gerakkan lagi, gerakan bangkitkan kembali rempah-rempah. Rebut kembali kejayaan rempah-rempah di Indonesia," kata Amran di Makassar, Senin, 31 Juli 2017.
Ia menilai, produksi rempah-rempah Indonesia harus mulai ditingkatkan lagi. Mengingat sumber daya alam yang potensial serta minat negara-negara Eropa terhadap rempah-rempah terbilang tinggi.
"Dulu, beberapa negara dari Eropa kemudian Belanda datang ke Indonesia karena rempah-rempah. Sekarang kita mutlak harus kembalikan kejayaannya di Indonesia. Inilah program kita ke depan," ujarnya.
Amran menyebut, daerah awal yang akan dikembangkan seperti di Pulau Sulawesi, Maluku, dan Kalimantan. Pengembangan akan dilakukan dengan bantuan berupa bibit dan pupuk gratis.
"Kami mulai dari Pulau Sulawesi kemudian bergerak ke Maluku, kemudian ke Kalimantan, Sumatera. Ini kita bangkitkan. Relatif sudah positif, cabai, bawang, jadi kita beralih ke rempah-rempah," tuturnya.
Pakai APBN
Mentan mengungkapkan, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp5,5 triliun untuk mendukung program tersebut. Peruntukannya guna membeli bibit dan pupuk untuk para petani.
"Kita siapkan, Bapak Presiden berikan anggaran Rp5,5 triliun untuk beli bibit. Jutaan pohon bibit kita tanam. Kita kembalikan kejayaan ini. Karena, ini adalah celah ekonomi, celah perekonomian untuk rakyat di pedesaan," ungkapnya.
"Kita tahu sesuai BPS (Badan Pusat Statistik) baru-baru ini, kemiskinan di tingkat pedesaan turun, tapi kita tidak boleh puas. Kita harus tingkatkan lagi lewat rempah-rempah. (Anggaran) di Pulau Sulawesi tadi lebih Rp300 miliar. Detailnya tanya dirjennya," Amran menambahkan.
Cara efektif meningkatkan produksi, kata dia, dengan memberikan bibit dan pupuk berkualitas kepada petani. Begitu juga dengan pemberian edukasi pertanian kepada para petani.
"Bibit, pupuk, karena yang diberikan adalah gratis. Kemudian air, ini yang harus. Kemudian kita mengedukasi petani. Kita pendampingan dari mahasiswa, dosen, kemudian pensiunan yang masih mampu boleh ikut berpartisipasi," tuturnya.
"Bibitnya harus kita jaga kualitasnya. Salah bibit, berbahaya sekali. Harus ada pengawalan," Amran menjelaskan.
Ia menuturkan, untuk pengembangan produksi rempah-rempah di Pulau Sulawesi, pemerintah akan mengembangkan produksi lada dan merica di Kabupaten Luwu Rasa. Sementara itu, untuk di Maluku, pengembangan cengkeh, pala, dan mete menjadi fokus utama.
"Seluruh daerah yang punya potensi kita angkat," ucapnya.