Menteri Basuki: Akhir 2018 Jembatan Kayu Tanam Dibangun Kembali

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau Jembatan Kayu Tanam di Sumbar.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah

VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menegaskan, jembatan pengganti jembatan Kalu, Nagari Kayu Tanam, Kecamatan 2x11, Padang Pariaman, Sumatera Barat dibangun akhir 2018.

Jembatan tersebut akan dibangun kembali setelah ambruk akibat diterjang luapan Sungai Batang Ulakan usai hujan lebat beberapa hari lalu. Proyek ini akan dipercepat mengingat berada di ruas jalan lintas Sumatera yang strategis dan memiliki peranan vital bagi masyarakat Sumatera Barat.

Selain itu, rute ini menjadi salah satu denyut perekonomian Sumbar, karena merupakan jalur pariwisata ke Padang Panjang, Bukittinggi, Tanah Datar, Payakumbuh, dan Limapuluh Kota. 

Tak hanya itu, rute ini juga sebagai jalur transportasi penghubung Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Riau dan jalur distribusi logistik pangan.

"Ini saya emang dikhususkan ke sini, diperintahkan Pak Presiden karena beliau monitor betul ini. Kemudian setelah ini selesai jembatan bailey, kami sambil membebaskan warung yang di sebelah kita bikin double bailey. Karena ini kan jalur khusus poros utamanya Padang-Bukittinggi," kata Basuki Hadimuljono di lokasi ambruknya jembatan Kalu, Kamis 13 Desember 2018.

Basuki menjelaskan, usai ambruknya jembatan Kalu ini, pihaknya segera melakukan pengerjaan jembatan darurat. Dan saat ini, masih dalam proses pengerjaan. 

Apabila pengerjaan jembatan darurat pertama itu selesai, lanjut Basuki, maka akan dibangun jembatan darurat yang berada bersebelahan. Sambil menunggu penyelesaian, pengerjaan jembatan permanen juga akan dikebut. 

"Kami ingin bikin yang permanen, permanennya di sini, sambil menunggu membuat bailey di sana, ini kita bikin lebih cepat. Ini selesai dipakai kita bebaskan sana. Kita pasangkan bailey, kalau bailey sudah terpakai ini (bailey pertama) kita bongkar, kalau sudah ini dibongkar, bikin yang baru," tutur Basuki.

Basuki juga memastikan, pemakaian bailey sepekan ke depan terhitung setelah rampung dikerjakan. Setelah itu, jembatan bailey dibongkar lalu dimulai pekerjaan jembatan permanen. Akhir bulan mungkin sudah mulai yang permanen. Mudah-mudahan enam bulan bisa kita selesaikan yang permanen, cuma 30 meter.

Untuk proses pengerjaan jembatan permanen, Basuki menegaskan, nantinya tidak ada sistem tender. Pihaknya akan menunjuk langsung perusahaan yang akan mengerjakan proyek pembangunan jembatan ini. Langkah ini diambil, mengingat pengerjaan harus cepat dan apalagi ambruknya jembatan akibat musibah bencana alam. 

"Tidak perlu ditender, saya tunjuk langsung. Dampak kejadian berapa, ratusan mobil ngantre, berapa ruginya kan, tidak perlu tender," ujarnya. 

Ia pun memperkirakan, proyek jembatan ini menelan dana tak besar atau hanya Rp15 miliar. Ditambah, jembatan permanen tersebut akan dibangun lebih kuat dan mampu bertahan hingga ratusan tahun. 

Selain itu, jembatan baru nanti menggunakan bore pile dan memakan waktu enam bulan, walau pun bentangan jembatan hanya 30 meter.  

"Kan ada PT Kunango Jantan di sini (Sumatera Barat) saya sudah pesan di sana, pabrik beton saya manfaatkan yang ada di lokasi dan kontraktor lokal saja," ujarnya. (art)