Perhutani Gandeng Swasta Maksimalkan Produk Hasil Hutan Bukan Kayu

Perhutani.
Sumber :
  • Dokumentasi Perhutani.

VIVA – Guna memaksimalkan produktivitas produk kehutanan di masa depan, Perhutani mengembangkan teknologi produk hasil hutan bukan kayu (HHBK). Dengan teknologi tersebut, hutan yang dikelola bisa lebih produktif tanpa merusak kelestariannya.

Implementasi pengembangan tersebut ditandai oleh penandatanganan kerja sama antara Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna dan Direktur CV Nutrima Sehatalami, Mahani. Kerja sama pemerintah dan swasta itu akan membangun pembangunan pusat pembibitan (Breeding Center) lebah tanpa sengat dan pengembangan teknologi produk (HHBK). 

Selain kerja sama itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mulai mendorong Jasa Lingkungan berbasis Masyarakat berbasis Industri 4.0. Upaya tersebut guna optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan serta memberikan alternatif kesempatan usaha bagi masyarakat sekitar hutan dan mendorong komersialisasi produk turunan hasil perlebahan dan HHBK.

Denaldy menyampaikan, di era revolusi industri 4.0 ini Perhutani sendiri mengusung tema ‘Perhutani 4.0 Governance Through Connectivity’, sebagai upaya mengintegrasikan semua aspek baik hulu-hilir maupun internal-eksternal dengan berbasis teknologi informasi.

“Di mana pengembangan HHBK dan jasa lingkungan menjadi salah satu fokus dalam meningkatkan pendapatan dan pemberdayaan masyarakat dengan didasari penerapan tata kelola perusahaan yang baik,” ujar Denaldy dikutip dari keterangan resminya, Selasa 14 Mei 2019. 

Menurutnya, kerja sama ini baru dilaksanakan khususnya pada wilayah kerja Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten. Dan ke depannya dapat diimplementasikan di seluruh wilayah kerja Perum Perhutani.

Sementara itu, Direktur CV Nutrima Sehatalami, Mahani menjelaskan bahwa perusahaannya bergerak di bidang industri pengolahan herbal (Herb Infusion), produk obat tradisional, perdagangan besar obat tradisional, farmasi, kosmetik, industri makanan dengan fokus pada komoditas hasil perlebahan dan HHBK.

Mahani berharap, proses selanjutnya kerja sama ini dapat dihasilkan bibit unggul lebah tanpa sengat. Berupa bahan baku di antaranya madu, propolism dan bee pollen untuk dijadikan produk akhir atau produk turunan yang bernilai ekonomi lebih tinggi dan memasarkannya hingga dapat dinikmati konsumen. (dum)