Rating RI Naik Belum Jamin Modal Asing Deras

Pengerjaan Konstruksi Bangunan di Jakarta (infrastruktur)
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Meski Indonesia nantinya naik pangkat sebagai negara dengan rating surat utang investment grade, namun harapan akan langsung masuknya investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) tidak langsung terjadi. Alasannya, masih ada beberapa permasalahan teknis di dalam negeri yang menyebabkan investor enggan masuk ke Indonesia.

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, menyatakan idealnya suatu negara yang telah masuk pada peringkat investment grade akan diikuti dengan derasnya investasi langsung jangka panjang oleh pihak asing.

"Kita juga melakukan penelitian studi terhadap 30 negara dimana dia naik ratingnya dari non ke investment grade dan yang paling keliatan perubahan di FDI nya," ujarnya saat ditemui di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Kamis 17 November 2011.

Kejadian tersebut, lanjutnya, tidak akan terjadi di Indonesia jika beberapa permasalahan seperti perizinan, infrastruktur dan lain sebagainya, tidak diselesaikan.

"Kalau infrastruktur bisa terealisasi di 2012 maka ekspektasinya akan lebih bagus. Maka akan mengarahkan investasi untuk masuk," tuturnya.

Terkait target pertumbuhan investasi tahun 2011, Destry menilai, hal itu akan sulit dicapai oleh Indonesia. Sebab pada kuartal IV, arus investasi biasanya tidak akan bergairah seperti sebelumnya. Selain itu, koreksi dalam beberapa waktu lalu akibat krisis global juga akan mendorong pelemahan arus investasi.

"Walaupun kita punya prospek yang bagus. Namun seperti target MP3EI sekian triliun tapi ternyata realisasi yang dapat di-funding tidak banyak karena tetap masih banyak peraturan-peraturam yang dibereskan, masalah perizinan, pembebasan lahan, dan lain-lain. Jadi banyak hal yang sifatnya lebih teknis yang penyelesaiannya itu tidak bisa hanya secara kebijakan makro tapi teknis," paparnya.

Sebelumnya, pemerintah memperkirakan Indonesia akan masuk pada fase investment grade pada tahun mendatang. Keyakinan itu muncul setelah dilakukan pengkajian ulang oleh beberapa lembaga pemeringkat dunia pada kondisi perekonomian Indonesia.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto, mengungkapkan beberapa lembaga pemeringkat seperti Fitch, Moddys', dan Standart & Poor's telah mendatangi Indonesia untuk mengetahui perkembangan terbaru. Umumnya mereka mengapresiasi keterbukaan Indonesia terutama pada sektor utang.

"Kita dianggap disclosure-nya sangat baik, karena itu penting untuk confidence dari investor," ujarnya saat ditemui di Jakarta.

Pandangan positif ini menjadi keyakinan bahwa para lembaga pemeringkat tersebut akan memberikan peringkat investment grade pada Indonesia tidak lama lagi. "Jadi, tone-nya sangat positif dari rating agencies yang kita temui," ujar Rahmat.

Bahkan, Rahmat menambahkan, bahwa Japan International Cooperation (JIC) dari Jepang telah memberikan peringkat investment grade semenjak dua tahun yang lalu. (eh)