Harga Bawang Merah Tidak Merata, Ini Langkah Kementan

bawang merah.
Sumber :
  • ANTARA/Syaiful Arif

VIVA.co.id – Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku akan menaikkan produksi pangan untuk mengatasi lonjakan harga menjelang puasa dan lebaran. Salah satunya bawang merah, yang akan dinaikkan produksinya sebesar 10 persen.

Direktur Sayuran dan Tanaman Kementan, Yanuardi mengatakan, pihaknya telah melakukan manajemen tanam untuk menyiasati fenomena naiknya harga pangan menjelang Ramadan.

"Untuk bawang merah, kita bikin manajemen tanam di hari besar (hari raya). Untuk memenuhi kebutuhan, produksinya kita tingkatkan 10 persen," kata Yanuardi di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 4 Juni 2016.

Ia menjelaskan, kebutuhan bawang merah di Indonesia pada Juni 2016 diperkirakan sebesar 81.157 kilogram (kg), sementara pada Juli 2016 meningkat jadi 89.615 kg.

"Itu kebutuhan di Indonesia. Oleh karena itu, kami merencanakan produksi di Juni bisa sampai 126.130 kg, dan di Juli sampai 137.807 kg," jelasnya.

Menurut Yanuardi, kenaikan harga bawang merah di pasaran menjadi hal yang sedikit berbeda dari yang diharapkan. Sebab, pasokan bawang merah Indonesia dinilai masih aman.

Ditambahkannya, Juni dan Juli adalah musim panen, sehingga harga pangan diyakini bisa dapat ditekan.

"Ini tadi pagi saya cek. Bawang merah di pasar induk Rp26-29 ribu. Tapi di Pasar Minggu harganya bisa Rp35-40 ribu, ini akan akan kita kendalikan," ungkapnya.

Tak hanya bawang, bahan pangan seperti cabai pun harganya mengalami perbedaan antara di pasar induk dan ritel. Ia mengaku akan terus memantau perkembangannya.

"Cabai merah di pasar induk harganya Rp15 ribu per kg, tapi di ritel Rp30 ribu per kg. Kita akan terus pantau," kata dia.