Mengapa Perusahaan Kereta Api Belanda Bayar Kompensasi Korban Holokos?

- JANEK SKARZYNSKI/AFP/Getty Images
Sumber :
  • bbc

Perusahaan kereta api milik pemerintah Belanda, NS, mengatakan akan membayar puluhan juta euro sebagai kompensasi kepada para korban Holokos dan keluarganya.

Perusahaan kereta api ini meraup keuntungan hingga jutaan Euro, jika menggunakan kurs sekarang, dengan mengangkut para keluarga Yahudi menuju kamp transit Nazi saat Perang Dunia Kedua.

Sekitar 107.000 orang Yahudi dibawa ke Westerbork dan dideportasi, terutama ke kamp kematian di Auschwitz dan Sobibor. Hanya 5.000 orang yang selamat.

NS mengatakan proses deportasi itu merupakan "halaman hitam dalam sejarah perusahaan".

Mereka meminta maaf pada 2005 atas perannya dalam membantu Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua, tetapi mereka hanya membentuk komisi untuk memutuskan berapa yang harus dibayar pada November tahun lalu.

Keputusan perusahaan kereta api Belanda untuk "belajar, menghormati, dan mengingat secara abadi" mengikuti kampanye Salo Muller, yang orangtuanya dibunuh di Auschwitz.

"Diperkirakan beberapa ribu orang memenuhi syarat untuk menerima tunjangan itu, termasuk sekitar 500 orang yang selamat. NS akan menyisihkan beberapa puluh juta euro untuk kebijkana ini di tahun-tahun mendatang," kata NS dalam pernyataannya.

Setiap korban akan menerima £13.000 atau sekitar Rp232 juta, sedangkan Rp115 juta akan diberikan kepada anak-anak dan pasangan janda korban.

Apa peran kereta api Belanda dalam deportasi?

NS mengatakan mereka mengoperasikan kereta api atas nama penguasa Nazi Jerman, namun itu lebih dari sekadar mengoperasikan kereta api.

"NS mematuhi perintah Nazi Jerman untuk menyediakan kereta," kata Dirk Mulder dari National Westerbork Memorial kepada Dutch TV tahun lalu.

"Orang Jerman membayarnya dan mengatakan NS harus membuat jadwal. Dan perusahaan melakukannya tanpa keberatan."

NS memperkirakan mereka meraup keuntungan sekitar €2,5 juta, jika memakai nilai kurs sekarang, saat terlibat dalam mengangkut orang-orang Yahudi dari seluruh Belanda ke kamp Westerbork.

Westerbork menjadi kamp transit pada 1941 dan orang-orang yang dideportasi pertama kali dilakukan pada 15 Juli 1942. Kereta yang terakhir berangkat pada 13 September 1944, dengan 279 orang Yahudi di dalamnya. Di antara mereka yang ikut dideportasi dari kamp adalah 245 orang etnis Sinti dan Roma (atau gipsi).

Siapakah Salo Muller?

Salo Muller adalah mantan fisioterapis di klub sepak bola terkenal Belanda, Ajax.

Pada 1941, ketika dia berusia lima tahun, orang tuanya ditangkap Nazi dan dipaksa menumpang kereta api dari ibukota Amsterdam ke Westerbork, di mana mereka menghabiskan sembilan minggu sebelum dideportasi ke Auschwitz dan dibunuh.

Dia memutuskan untuk bertindak ketika dia mendengar bahwa pemerintah Prancis telah menyetujui dana kompensasi sebesar $60 juta untuk dibagikan kepada ribuan orang yang selamat beserta keluarganya.